Bisnis.com, JAKARTA – Emiten makanan dan minuman ringan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) atau Garudafood mengumumkan akan membagikan dividen sebesar Rp28 per saham.
Jika merujuk pada jumlah saham yang beredar sebesar 7,38 miliar, perseroan akan membagikan dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp206,63 miliar yang akan dibagikan pada 25 Juni 2020 mendatang.
Adapun, produsen kacang dengan jenama Garuda tersebut meraup laba bersih Rp435,77 miliar, sehingga rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio perseroan mencapai 47,41 persen untuk laba bersih tahun buku 2019.
Mengutip dari rilis pers perseroan Selasa (2/6/2020), pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dipimpin oleh Komisaris Hartono Atmadja serta didampingi oleh Direktur Robert Chandrakelana Adjie dan Direktur Fransiskus Johny Soegiarto.
‘’Di tahun 2019, penjualan kami tumbuh 4,8 persen dan laba bersih kami juga tumbuh 2,4 persen dari tahun sebelumnya. Dari segmen geografis, penjualan perseroan masih berasal dari pasar domestik, yaitu sebesar hampir 95 persen dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 5,7 persen,” ujar Direktur Paulus Tedjosutikno dikutip dari siaran pers, Selasa (2/6/2020).
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun lalu turun ke angka 5 persen, namun daya beli masyarakat tetap tinggi dan tingkat inflasi juga cenderung rendah.
Baca Juga
“Dengan dukungan kebijakan ekonomi yang kondusif, Indonesia masih tetap merupakan potensi pasar yang sangat menarik bagi perseroan,” imbuhnya.
Untuk diketahui, perseroan berhasil mencapai angka penjualan sebesar Rp8,44 triliun atau tumbuh 4,8 persen dibandingkan tahun 2018.
Selain itu, total aset perseroan tahun 2019 bertumbuh sebesar 20,2 persen atau sebesar Rp851 miliar. Total ekuitas perseroan bertumbuh sebesar 11,1 persen atau sebesar Rp276 miliar.
Beberapa rasio keuangan di tahun 2019 yang berhasil dicapai oleh perseroan antara lain current ratio sebesar 1,5 kali; debt-to-equity ratio sebesar 0,4 kali; debt service coverage ratio sebesar 2,6 kali serta debt-to-ebitda ratio sebesar 1,3 kali.
Paulus juga menambahkan perseroan selalu berupaya mempertahankan dan meningkatkan kinerja di antaranya dengan rutin melakukan riset pasar untuk menilai dampak dari perubahan produk, harga, promosi pemasaran, perubahan saluran distribusi dan sebagainya.
“Selain itu, perseroan juga serius untuk terus mengembangkan sistem teknologi informasi (TI) untuk peningkatan produktivitas di seluruh fungsi bisnis. Pengembangan ini diharapkan akan mempercepat proses bisnis dan ketersediaan informasi yang diperlukan,” sambungnya.
Perseroan juga terus melakukan inovasi dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat diterima oleh konsumennya, salah satunya dengan meluncurkan beberapa varian produk baru sepanjang tahun 2019.
Di samping itu, Perseroan juga mengembangkan galeri kunjungan pabrik digital pertama di Indonesia yang diberi nama “Gery X-Quest” yang berlokasi di pabrik biskuit Gresik, Jawa Timur.