Bisnis.com, JAKARTA – Rencana sejumlah emiten pelat merah untuk menggalang dana lewat proses divestasi diperkirakan tidak dapat dilakukan pada valuasi optimal di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menyampaikan bahwa saat ini emiten memang tengah mencari dana segar untuk menjaga likuiditas. Opsi divestasi aset atau kepemilikan menjadi salah satu yang diandalkan.
“Kebutuhan likuiditas cukup berat, kalau ada peluang mendapatkan cash, apapun akan dilakukan, termasuk divestasi. Maka ketika divestasi bisa dilakukan, maka itu pilhan bagus saat ini,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (27/5/2020).
Namun demikian, menurutnya emiten yang akan melakukan divestasi di tengah kondisi sekarang harus siap menghadapi konsekuensi negatif berupa penurunan harga.
Dia menjelaskan dalam kondisi ekonomi yang melambat nilai sebuah aset akan mengalami penurunan. Hal ini akan membuat divestasi sulit dilakukan pada valuasi yang optimum.
Sebagai contoh, PT PP (Persero) Tbk. dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. yang akan melakukan divestasi kepemilikan di sejumlah ruas jalan tol diperkirakan tidak akan mendapatkan valuasi premium.
Baca Juga
Pasalnya, bisnis tol memiliki periode pengembalian investasi yang cukup panjang. Terlebih, tol-tol yang akan didivestasikan oleh kedua perusahaan tersebut relatif belum mature sehingga belum menjanjikan keuntungan besar.
“Book value memang akan beragam, tapi misalnya untuk mengharapkan transaksi dilakukan pada valuasi 1,5x nilai buku, akan cukup berat, karena kebanyakan tolnya belum cukup mature, ditambah lagi kondisi seperti sekarang.
Saat ini, PT PP tengah berupaya mendivestasikan kepemilikannya di tiga proyek jalan tol dan satu pelabuhan. Perseroan menargetkan dapat meraup sedikitnya Rp1,25 triliun dari divestasi tersebut.
Sementara itu, Waskita Karya tengah mencari dana segar dari divestasi 4—6 ruas jalan tol. Perseroan optimistis dapat mendapatkan binding offer formal untuk dua ruas, selambat-lambatnya pada September 2020.