Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARB Beruntun, Berapa Sebenarnya Level Support Saham ICBP dan INDF?

Saham ICBP terkoreksi 6,98 persen atau 625 poin ke level Rp8.325 selang beberapa menit perdagangan pada perdagangan hari ini.
Indomie/Ilustrasi-indofood.com
Indomie/Ilustrasi-indofood.com

Bisnis.com, JAKARTA – Minggu terakhir di bulan Mei tampaknya menjadi momentum terburuk bagi saham emiten konsumer terkemuka PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan induk usahanya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tahun ini.

Pasalnya, setelah ICBP mengumumkan akuisisi Grup Pinehill, harga sahamnya berikut dengan induk usahanya INDF langsung terkena auto reject bawah (ARB) dalam dua hari terakhir perdagangan.

Pemberlakuan auto reject bawah oleh bursa untuk kedua emiten tersebut sudah terkonfirmasi oleh Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo.

"Iya benar (ICBP dan INDF auto reject bawah)," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (27/5/2020) pagi.

Niat baik perseroan untuk melakukan ekspansi di negara-negara Afrika dan Timur Tengah tampaknya tidak disambut positif oleh investor.

Saham ICBP terkoreksi 6,98 persen atau 625 poin ke level Rp8.325 selang beberapa menit perdagangan pada perdagangan hari ini. Investor asing tampaknya mengambil momentum kekhawatiran pasar dengan membeli saham produsen Indomie tersebut senilai Rp1,48 miliar dari total transaksi sebesar Rp48,3 miliar.

Hal yang sama juga terjadi pada saham INDF hari ini yang melemah 6,67 persen atau 400 poin ke level Rp5.600. Investor asing lagi-lagi terpantau membeli saham INDF senilai Rp9,96 miliar dari total transaksi sebesar Rp59,9 miliar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana sebelumnya sudah memprediksi harga saham kedua akan kembali terkoreksi pada hari ini.

“Memang secara teknikal beberapa indikator yang terlihat menunjukkan bahwa ICBP dan INDF akan terkoreksi kembali,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (26/5/2020) malam.

Baginya, saham ICBP dan INDF cukup menarik karena jika masing-masing tidak menembus level support Rp8.125 dan Rp5.000, maka keduanya masih memiliki potensi untuk menguat kembali.

“Kedua emiten tersebut masih memiliki potensi ke arah sana (auto reject bawah), namun kami perkirakan probabilitasnya akan lebih kecil,” sambungnya.

Dengan demikian, dia menyarankan investor untuk segera mengakumulasi beli saham emiten penghuni indeks Bisnis-27 tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper