Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah gagal bergerak menguat bersama dengan mayoritas mata uang Asia lainnya pada perdagangan Selasa (26/5/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 09.42 WIB rupiah melemah 0,27 persen atau terkoreksi 40 poin ke level Rp14.750 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah dibuka melemah 0,14 persen atau 20 poin menjadi Rp14.730 per dolar AS.
Kinerja rupiah saat ini menjadi salah satu yang terlemah, karena mayoritas mata uang Asia lainnya berhasil menguat terhadap dolar AS pada awal perdagangan kali ini. Adapun, di zona merah rupiah ditemani oleh rupee yang turun 0,45 persen dan ringgit yang melemah 0,39 persen.
Padahal, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,16 persen ke level 99,701.
Sementara itu, sepanjang tahun berjalan 2020 rupiah telah terkoreksi hingga 6,39 persen.
Dalam publikasi riset Monex Investindo Futures pun, aset berisiko berpotensi menguat didukung oleh sentimen perkembangan vaksin Covid-19 yang diungkapkan oleh World Health Organization (WHO).
Baca Juga
“Namun, ketegangan antara AS-China juga menjadi pengganjal kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan perang dingin yang akan kembali melumpuhkan ekonomi kedua negara dengan ekonomi terbesar dunia itu,” tulis Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya, dikutip Selasa (26/5/2020).
Eskalasi ketegangan itu pun diproyeksi juga akan berimbas negatif bagi negara-negara lainnya sehingga akan kembali menjadi katalis penahan aset-aset berisiko untuk bergerak lebih tinggi, termasuk rupiah.