Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Great Sale! Beli atau Jual Saham BBNI?

Di lantai bursa, saham BBNI ditutup menguat 2,27 persen atau 80 poin ke level Rp3.600 pada perdagangan Rabu (20/5/2020) lalu. Namun, sepanjang tahun berjalan harga saham BBNI sudah terkoreksi lebih dari setengahnya yakni 53,70 persen.
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang ada di Jakarta, Senin (25/2). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan melayani nasabah di salah satu kantor cabang milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang ada di Jakarta, Senin (25/2). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perbankan pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI), membukukan laba bersih senilai Rp4,25 triliun atau tumbuh 4,3 persen secara tahunan pada kuartal I/2020.

Mirae Asset Sekuritas menyatakan torehan BBNI tersebut mencapai 26,7 persen estimasi sekuritas dan 28,2 persen estimasi konsensus.

Pendapatan bunga bersih (net interest income) perseroan pun tercatat mengalami peningkatan yang solid sekitar 7,7 persen yoy menjadi Rp9,53 triliun, kendati laba bersihnya hanya mampu bertumbuh mid single-digit dikarenakan lonjakan biaya provisi.

Analis Lee Young Jun menekankan nilai restrukturasi kredit akibat pandemi Covid-19 mencapai Rp6,2 triliun, sedang secara keseluruhan total kredit yang direstrukturasi sebesar Rp38,9 triliun.

Di sisi lain, pinjaman yang diakibatkan oleh Covid-19 meningkat menjadi Rp69,8 triliun pada April 2020, dan manajemen berharap total pinjaman akan meningkat menjadi Rp146,7 triliun didorong oleh segmen kecil dan korporasi hingga akhir tahun 2020.

Lee Young Jun juga mengatakan, BBNI akan mengambil pendekatan yang hati-hati untuk segmen kecil dan menengah, yang mungkin menjadi kelompok paling rentan terimbas pandemi Covid-19. Selain itu, perseroan akan secara hati-hati memantau proses penjaminan untuk mempertahankan CAR (15 persen pada kuartal I/2020) dengan mengelola risiko pada asetnya.

“Kami juga mengharapkan biaya kredit yang lebih tinggi sebesar 2,3 persen (dari sebelumnya 1,5 persen) pada tahun 2020 karena kami mempertimbangkan Covid-19 dapat bertahan lebih lama daripada yang orang pikirkan,” tulis Lee Young Jun dalam risetnya, Rabu (20/5/2020).

Secara keseluruhan, sekuritas memangkas perkiraan pendapatan dari Rp15,94 triliun menjadi Rp13,67 triliun untuk estimasi pada tahun 2020 dengan asumsi bahwa Covid-19 diperpanjang hingga akhir tahun. Di sisi lain, pihaknya juga memangkas pertumbuhan pinjaman perseroan dari 9,2 persen menjadi 2,3 persen.

Di lantai bursa, saham BBNI ditutup menguat 2,27 persen atau 80 poin ke level Rp3.600 pada perdagangan Rabu (20/5/2020) lalu. Namun, sepanjang tahun berjalan harga saham BBNI sudah terkoreksi lebih dari setengahnya yakni 53,70 persen.

Dengan demikian, Lee Young Jun akhirnya memutuskan menurunkan rekomendasi dari beli menjadi jual saham BBNI dengan target harga Rp3.080, dengan keyakinan bahwa pendapatan perseroan akan menurun 11,2 persen pada tahun ini. Rekomendasi tersebut mempertimbangkan potensi risiko kredit, pertumbuhan kredit yang melambat, dan penurunan NIM (net interest margin) di tengah Covid-19.

“Target harga kami menyiratkan target P/B (price-to-book ratio) sebesar 0,5 kali estimasi BPS sepanjang 12 bulan ke depan. Risiko utama rekomendasi tersebut adalah rebound ekonomi dengan pola V-shape, penurunan kasus baru positif Covid-19, dan subsidi tambahan dari pemerintah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper