Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham di Asia diperkirakan akan mengekor kenaikan Wall Street seiring tanda-tanda pembukaan lockdown di Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg, bursa berjangka di Jepang, Hong Kong, dan Australia mengalami kenaikan. Adapun kontrak S&P 500 sedikit berubah setelah indeks ditutup lebih tinggi pada Rabu (20/5/2020) setelah peritel melaporkan penjualan yang melampau estimasi. Saham emiten energi juga naik.
Sementara itu, bursa Jepang, Korea Selatan, dan Asutralia dibuka menguat tipis, lebih rendah dari kenaika Wall Streeet. indeks Topix di Bursa Tokyo naik 0,28 persen sedangkan indeks Kospi di Bursa Seoul terpantau naik 0,56 persen.
Pasar saham kembali menarik setelah Senat AS mengeaahkan regulasi yang dapat menghalangi beberapa perusahan China terdaftar di Bursa AS. Hal ini turut menambah ketegangan antara AS dengan China.
Sementara itu, saham Tesla bertengger di puncak indeks Nasdaq. Saham produsen remdesivir, Gilead Sciences terbenam oleh pemberitaan yang saling bertentangan terkait peluang penciptaan vaksin virus corona dan upaya pemerintah di seluruh dunia untuk melonggarkan lockdown.
Adapun gubernur bank sentral AS telah melihat pandemi virus corona bakal mengancam perekonomian dan menganggu stabilitas keuangan. Kesimpulan itu tertuang dalan risalah rapat The Federal Open Market Committee pada 28-29 April 2020 lalu.
"Arah perjalanan menambah risiko dengan kehati-hatian di sini," ujar Ben Mandel, ahli strategi glbal di JP Morgan Asset Mangement.
Dia menambahkan, "Kami berhati-hati melihat lubang cukup dalam hal PDB [produk domestik bruto] dan hanya da satu cara untuk pergi dan risiko di sekitarnya bisa dipahami cukup baik".