Bisnis.com, JAKARTA - Indeks dolar AS mengalami penurunan terhadap mata uang utama pada hari Selasa (19/5/2020) akibat uji coba vaksin untuk COVID-19 mengurangi permintaan safe-haven untuk greenback.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 14.10 WIB rupiah berada di level Rp14.800 per dolar AS, menguat 0,34 persen atau 50 poin dari penutupan perdagangan sebelumnya menuju Rp14.815 per dolar AS. Adapun, pada perdagangan kali ini rupiah dibuka di level Rp14.805 per dolar AS.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.823 per dolar AS, menguat 62 poin atau 0,41 persen dari posisi Rp14.885 pada Senin (18/5/2020).
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak cenderung melemah 0,22 persen ke level 99,66.
Dalam publikasi risetnya, tim analis Monex Investindo Futures menuliskan dolar AS mengalami penurunan terhadap mata uang utama pada hari Selasa (19/5/2020) akibat uji coba vaksin untuk COVID-19 mengurangi permintaan safe-haven untuk greenback.
Euro mempertahankan keuntungan yang cukup besar terhadap franc Swiss dan dolar setelah proposal dari Perancis dan Jerman untuk 500 miliar euro ($ 543 miliar) dana pemulihan yang menawarkan hibah ke daerah-daerah yang paling terpukul oleh krisis coronavirus.
Baca Juga
Mata uang yang terkait dengan komoditas dan aset berisiko lainnya didukung secara luas juga berkat kenaikan tajam harga minyak karena fokus investor beralih ke pemulihan dari pandemi.
"Ada peningkatan besar dalam sentimen risiko karena harapan untuk vaksin," paparnya Monex, mengutip ahli strategi di Tokyo.
"Volatilitas turun untuk saham dan biaya pendanaan dolar lebih rendah. Mudah bagi dolar untuk turun dan mata uang lainnya naik lebih tinggi dari kerugian dolar," tambahnya.
Saham Wall Street, aset pasar berkembang, dan komoditas semuanya menguat setelah terdorong dari data uji coba vaksin COVID-19 oleh produsen obat AS Moderna. Sentimen itu menambah optimisme karena semakin banyak negara mengurangi lockdown.