Bisnis.com,JAKARTA— PT H.M. Sampoerna Tbk. dan PT Kalbe Farma Tbk. akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan, Senin (18/5/2020), dengan salah satu agenda persetujuan penggunaan saldo laba perseroan untuk tahun buku 2019.
H.M. Sampoerna (HMSP) dan Kalbe Farma (KLBF) merupakan dua emiten penghuni indeks IDX High Dividend 20. Indeks itu beranggotakan 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Keduanya dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan, Senin (18/5/2020). Pembagian dividen menjadi salah satu agenda yang ditunggu para pemegang saham.
HMSP merupakan salah satu emiten yang paling loyal dalam membagi dividen. Catatan dividend payout ratio (DPR) perseroan berada di atas 98 persen sejak 2015.
Untuk kinerja 2018, produsen rokok itu membagikan seluruh keuntungannya sebagai dividen. Tercatat, HMSP menebar total dividen Rp13,63 triliun untuk tahun buku 2018 meski laba bersih yang dikantongi senilai Rp13,53 triliun.
HMSP mengantongi laba bersih Rp13,72 triliun pada 2019. Posisi itu naik 1,40 persen dibandingkan dengan Rp13,54 triliun periode 2018.
Baca Juga
Berdasarkan komposisi kepemilikan saham per 30 April 2020, PT Philip Morris Indonesia menjadi pemegang saham mayoritas perseroan dengan komposisi kepemilikan sekitar 107,59 miliar lembar atau setara dengan 92,50 persen. Sisanya, masyarakat mengempit porsi 7,50 persen.
Sementara itu, KLBF merupakan penghuni baru indeks IDX High Dividen 20 untuk periode Februari 2020—Januari 2020. Produsen farmasi itu juga memiliki catatan DPR yang tinggi dalam dua tahun terakhir dengan besaran 49,02 persen pada 2017 dan 50 persen pada 2018.
Perseroan baru-baru ini juga kembali menegaskan komitmennya dalam hal membagi dividen. Rencananya, Manajemen KLBF menyatakan akan membagikan dividen tunai dengan kisaran 45 persen hingga 55 persen dari laba bersih tahun buku 2019 kepada para pemegang saham.
Dalam laporan keuangan 2019, KLBF melaporkan laba bersih senilai Rp2,50 triliun. Pencapaian itu naik 2,02 persen dari Rp2,45 triliun periode 2018.
Adapun, perseroan menyiapkan anggaran belanja modal sekitar Rp1,0 triliun pada 2020. Dana itu rencananya akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.