Bisnis.com, JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk. masuk jajaran penghuni indeks High Dividen 20, atau menjadi bagian dari 20 emiten dengan yield dividen tinggi dan membagikan dividen tunai dalam 3 tahun terakhir.
Emiten berkode saham KLBF ini membukukan laba sebesar Rp2,5 triliun pada 2019, tumbuh 2,02 persen secara year on year (yoy). Perolehan laba ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 7,4 persen menjadi Rp22,63 triliun.
Perseroan menyatakan akan membagikan dividen dengan rasio pembayaran atau dividen payout ratio sebesar 45 persen-55 persen. Dengan demikian, total laba yang akan didistribusikan sebagai dividen tunai akan mencapai sekitar Rp1,13 triliun-Rp1,38 triliun.
Sementara itu, berdasarkan estimasi Bloomberg, perseroan diperkirakan akan membagikan membayarkan dividen dengan rasio 50 persen terhadap total laba 2019. Dengan demikian, jumlah dividen per saham akan mencapai sekitar Rp26,7 per saham dan yield dividen menjadi 2,3 persen.
Sepanjang 5 tahun terakhir, perusahaan farmasi ini memang konsisten mencatatkan pertumbuhan laba. Selain itu, perseroan juga konsisten membagikan dividen dengan rasio pembayaran di atas 40 persen.
Pada tahun lalu, perseroan membagikan dividen sebesar 50 persen dari laba tahun buku 2018 sebesar Rp2,45 triliun.
Baca Juga
Dengan demikian, dividen per saham tercatat sebesar Rp26, sedangkan yield dividen mencapai 1,9 persen.
Sementara itu, pada 2018 perseroan membagikan dividen dengan rasio pembayaran sebesar 49 persen atau setara Rp25 per saham dari total laba tahun buku 2017 Rp2,4 triliun. Adapun, yield dividen dari saham KLBF tersebut mencapai 1,8 persen.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 6 persen—8 persen pada tahun ini. Adapun, laba bersih ditargetkan pertumbuhan sekitar 5 persen hingga 6 persen terhadap kinerja 2019.
Memasuki kuartal I/2020, tren positif masih dapat dipertahankan oleh Kalbe Farma. Hal ini terlihat dari pertumbuhan laba bersih sebesar 12,5 persen menjadi Rp669,3 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh penjualan yang naik 8 persen menjadi Rp5,79 triliun.