Bisnis.com, JAKARTA – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 66,53 persen menjadi Rp446,45 miliar pada kuartal I/2020, ditopang peningkatan penjualan dan efisiensi.
Peningkatan laba tersebut ditopang oleh kinerja pendapatan yang mengalami peningkatan sebesar 5,57 persen secara tahunan menjadi Rp8,58 triliun. Perseroan juga mencatatkan penurunan beban pokok penjualan sebesar 0,64 persen menjadi Rp5,87 triliun.
Dengan realisasi kinerja tersebut, perolehan laba kotor Semen Indonesia pada kuartal I/2020 mencapai Rp2,7 triliun. Jumlah ini naik 22,16 persen secara tahunan.
Pendorong peningkatan pendapatan perseroan adalah penjualan semen yang berkontribusi sebesar Rp7,22 triliun terhadap pendapatan. Jumlah ini meningkat sekitar 6,47 persen dibandingkan pendapatan penjualan semen pada kuartal I/2019.
Meski begitu, pendapatan dari penjualan produk lain seperti beton jadi, terak, dan kantong semen seluruhnya mengalami penurunan. Namun karena basis nominalnya lebih kecil, peningkatan penjualan semen mampu menutupi penurunan tersebut.
Dari segmen penjualannya, perseroan juga berhasil meningkatkan penjualan kepada pihak ketiga sebesar 28,13 persen menjadi Rp680,14 miliar. Walaupun demikian, penjualan ke pihak berelasi tetap mendominasi penjualan senilai Rp7,89 triliun.
Sepanjang Januari—Maret 2020, penjualan Grup Semen Indonesia masih tumbuh 7,04 persen menjadi 8,75 juta ton. Kontributor penjualan utama adalah Semen Indonesia, termasuk anak usaha PT Solusi Bangun Indonesia Tbk., sebesar 8,34 juta.
Meski begitu, perseroan juga mencatat kenaikan pada beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Perseroan juga mencatatkan pembengkakan rugi entitas asosiasi pada kuartal I/2020.
Namun, perseroan masih dapat mengimbangi hal-hal tersebut dengan meningkatkan penghasilan lainnya sebesar 278,55 persen menjadi Rp117,29 miliar. Selain itu, perseroan menekan beban keuangan 14,51 persen hingga menjadi Rp608,38 miliar.
Alhasil, laba bersih atau laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk mencapai Rp446,45 miliar, naik 66,53 persen terhadap perolehan pada kuartal I/2019.
Dari sisi pengelolaan kas, perseroan tercatat menurun sejumlah aktivitas pendanaan dan investasi. Arus kas untuk investasi menyusut 97,23 persen, sementara arus kas dari pendanaan berkurang 110,87 persen.
Di sisi lain, arus kas operasi perseroan juga meningkat 136,49 persen menjadi Rp1,09 triliun. Posisi kas dan setara kas perseroan pada akhir periode tercatat sebesar Rp3,23 triliun.
Jumlah kas itu termasuk ke dalam aset lancar perseroan sebesar Rp16,22 triliun yang turun 2,58 persen secara tahunan. Adapun, total aset perseroan mencapai Rp63,05 triliun.
Total aset perseroan dicatatkan dalam bentuk liabilitas sebesar Rp31,66 triliun (-0,04 persen), ekuitas Rp34,72 triliun (+2,44 persen), dan dana syirkah Rp1,99 triliun (-0,21 persen).
Dalam laporan keuangan kuartal I/2020, manajemen perseroan meyakini Covid-19 tidak akan memberikan dampak negatif dalam jangka pendek. Namun, perseroan mengakui dalam jangka panjang dampak pandemi tersebut sulit diprediksi.