Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Menghidupkan Kembali Sumur Minyak Bayangi Penurunan Produksi

Harga minyak masih berada di level rendah akibat penurunan konsumsi namun, ternyata memproduksikan kembali akan lebih sulit daripada menghentikan kegiatan
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA— Harga minyak berada di tengah dilema para produsen yang khawatir bahwa memproduksikan kembali sumur-sumur minyak akan lebih sulit daripada menghentikan produksinya.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (8/5/2020), langkah untuk menghentikan produksi sumur-sumur minyak ternyata lebih mudah daripada memproduksikannya kembali. Padahal, harga minyak yang sebelumnya menyentuh angka negatif, kini masih berada di level rendah. Untuk kontrak Juni, harga minyak WTI menyentuh US$24,29 per barel atau naik 3,14 persen.

Pada pukul 

Plains All American Pipeline L.P. mencatat bahwa produsen minyak di Amerika Serikat dan Kanada tengah menurunkan pasokan harian sebesar 4,5 juta barel minyak mentah. Sementara itu, Rystad Energy AS mencatat para pengebor minyak di Negari Paman Sam telah mengumumkan penurunan produksi tambahan lebih dari 600.000 barel per hari pada bulan ini dan berikutnya.

Sumur-sumur konvensional akan menjadi sasaran pertama penurunan produksi minyak dan akan merambah ke aset pengebor minyak serpih (shale oil). Adapun, penghentian produksi di sumur-sumur minyak bisa dilakukan secara digital.

Namun, kekhawatiran terkait dengan tantangan yang lebih sulit nantinya yakni menghidupkan kembali sumur-sumur tersebut akhirnya membuat langkah menghentikan produksi menjadi dilematis. Pasalnya, bisa saja sumur yang dihentikan produksinya tak lagi bisa menghasilkan.

Chief Operating Officer Noble Energy, Brent Smolik mengatakan sumur-sumur tua akan sulit untuk diaktifkan kembali. Adapun, perusahaan telah menurunkan produksi harian sebesar 10.000 babrel dengan menghentikan produksi sebagian besar sumur.

Para bos perusahaan minyak yang berdiskusi dengan para analis pun menyatakan harapannya agar sebagian besar sumur bisa kembali menghasilkan minyak pascapenghentian kegiatan.

Apache, perusahaan minyak berkantor pusat di Houston, Texas telah menghentikan produksi di 2.500 sumurnya. Langkah tersebut dianggap sebagai pil pahit karena harus memastikan sumur tersebut tetap terjaga.

Sementara itu, WPX Energy Inc., yang berencana menghentitkan produksi secara total pada 45.000 minyak sehari pada bulan ini dan berikutnya menganggap mengaktifkan kembali sumurnya cukup mudah. Meskipun menggunakan pompa elektrik di dasar beberapa sumurnya, perusahaan tak bisa menjamin bahwa sumur tersebut bisa kembali aktif secara singkat.

Pertimbangan biaya kegiatan pun menjadi aspek yang penting sebelum akhirnya menutup sumur untuk sementara selama harga minyak rendah.

Head of Investor relations Occidental Petroleum Corp, Jeff Alvarez mengatakan perusahaan hanya akan menghentikan kegiatan yang berkontribusi terhadap penurunan produksi sebesar 5 persen pada bulan depan.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper