Bisnis.com, JAKARTA – Bitcoin kembali unjuk gigi. Mata uang kripto (cryptocurrency) terpopuler di dunia ini kembali menembus level US$10.000 setelah kerap bergerak layaknya roller coaster.
Harga bitcoin menguat 2,2 persen menjadi US$10.015 per BTC pada awal perdagangan di Asia hari ini, Jumat (8/5/2020), untuk pertama kalinya sejak 24 Februari.
Penguatan bitcoin dialami menjelang halving yang dipandang sebagian orang sebagai penggerak naik harganya. Halving adalah momen ketika imbalan blok berkurang separuh dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC. Momen teknis ini diyakini akan terjadi paling cepat pada 12 Mei.
Meski bergerak sangat fluktuatif selama bertahun-tahun dan jatuh secara spektakuler setelah mencapai puncaknya mendekati US$20.000 pada Desember 2017, bitcoin perlahan-lahan membuat terobosan.
Bursa-bursa penukaran yang telah memperoleh izin secara bertahap menawarkan lebih banyak cara produk seperti futures dan opsi seputar aset ini.
Pendiri hedge fund Tudor Investment Corporation, Paul Tudor Jones, mengatakan telah membeli bitcoin, yang mengingatkannya pada emas pada tahun 1970-an. Di sisi lain, banyak pula tokoh investasi terkemuka yang merasa skeptis soal bitcoin, seperti Warren Buffett.
“Seiring dengan mendekatnya momen halving bitcoin, kami yakin penurunan dalam jangka pendek sangat mungkin segera terjadi pasca-halving, karena para pedagang mulai mengambil untung,” ujar Lennard Neo, kepala penelitian di Stack AM Pte., seperti dilansir dari Bloomberg.
“Namun, dalam jangka panjang, kita dapat berekspektasi bitcoin akan mencatat apresiasi harga yang signifikan menjelang akhir 2020 dan awal 2021,” tambahnya.