Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Respons Negatif Kenaikan Klaim Pengangguran AS

Harga emas merespons negatif kenaikan klaim pengangguran AS karena lebih rendah dari proyeksi
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA— Harga emas merespons negatif kenaikan klaim pengangguran Amerika Serikat dan lebih rendah dari ekspektasi para ekonom.

Dikutip dari Bloomberg, Jumat (8/5/2020), pengusaha di Amerika Serikat memangkas 20,5 juta karyawannya pada April 2020. Pemangkasan tersebut lantas mengerek tingkat pengangguran ke level tertinggi sejak depresi ekonomi pada 1929 hingga 1933.

Kepala Analis Pasar Ava Trade, Naeem Aslam mengatakan pergerakan harga emas sebagai kelemahan. Kendati angka pengangguran tak seburuk yang diproyeksikan, angka tersebut tetaplah tinggi dan harus menjadi perhatian.

Momentum data klaim pengangguran AS itu tercatat membuat harga emas turun. Bloomberg mencatat harga emas di bursa Comex sempat menyentuh US$1.723,1 per ounce atau turun 0,2 persen pada pukul 09.58 waktu setempat.

Direktur Strategi Pasar Blue Line Furutes LLC, Phil Streible mengatakan harga emas saat ini belum seburuk yang diramalkan. Adapun, harga logam mulia masih mencatatkan kenaikan 0,8 persen, bangkit dari kerugian di pekan sebelumnya.

Kenaikan harga emas tersebut dipengaruhi oleh aksi bank sentral di AS dan Eropa yang meningkatkan pelonggaran moneter dan bertaruh pada kebijakan bank sentral AS untuk memangkas suku bunganya di bawah 0.

Logam mulia sendiri digunakan sebagai alat peredam gejolak pasar dan biasanya memberi manfaat pada rendah suku bunga AS dan imbal hasil riil yang negatif. Adapun, sebelumnya Bank of America meramalkan harga emas bakal meroket ke US$3.000 per ounce.

Bloomberg pada pukul 21.55 WIB mencatat kenaikan harga emas sebesar 0,2 persen. Emas di bursa Comex untuk pengiriman Juni 2020 menyentuh harga US$1.726,1 per ounce.

Sementara itu, Monex Investindo Futures dalam hasil risetnya menyebut harga emas terpengaruh data klaim pengangguran AS yang juga direspons oleh melemahnya dolar AS. Menurut hasil riset tersebut, sentimen lain tak kalah negatif bagi harga emas yakni laporan perubahan keterserapan tenaga kerja non-pertanian.

Harga emas diproyeksi bakal bergerak melewati US$1.722 per ounce dan berpotensi menguji resisten pada US$1.725 hingga US$1.730 per ounce. Harga emas masih mungkin kembali turun bila dolar menguat atau laporan keterserapan tenaga kerja non-pertanian tak seburuk ekspektasi.

Penurunan harga emas akan berada di rentang titik support US$1.691 hingga US$1.700 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper