Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dapat Angin Segar dari Pinjaman BRI, Saham Garuda Indonesia (GIAA) Terbang 4,04 Persen

Dalam sepekan terakhir, saham Garuda Indonesia sudah naik hampir 12 persen
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Pesawat Garuda Indonesia berada di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. ditutup menguat 4,04 persen ke posisi 206 pada sesi perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2020).

Sepanjang perdagangan, saham Garuda Indonesia bergerak pada rentang 200-210. Saham emiten bersandi GIAA itu diperdagangkan sebanyak 3.216 kali dengan volume 49,67 juta lembar senilai Rp10,16 miliar.

Saham GIAA langsung melesat di awal perdagangan dengan kenaikan 3,03 persen. Kenaikan saham tak terpaut jauh dari pengumuman perseroan terkait pinjaman jumbo dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Dalam sepekan terakhir, harga saham Garuda Indonesia telah naik 11,96 persen. Adapun dalam periode tahun berjalan, saham perusahaan penerbangan milik negara itu terkoreksi hampir 60 persen.

Sebelumya, pada Selasa (5/5/2020) malam, manajemen Garuda Indonesia mengumumkan transaksi pinjaman senilai lebih dari Rp5 triliun. Pinjaman berasal dari bank milik negara, Bank BRI.

Perjanjian pinjaman tersebut ditekan pada 30 April 2020 lalu. Ada tiga jenis fasilitas yang diberikan BRI kepada Garuda Indonesia.

Pertama, fasilitas pinjaman jangka pendek sebanyak-banyaknya US$50 juta dolar AS atau setara Rp754 miliar (Kurs Rp15.088). Kedua, fasilitas penangguhan jaminan impor, fasilitas modal kerja impor, dan fasilitas jangka pendek kedua sebanyak Rp2 triliun.

Ketiga, fasilitas bank garansi atau stand by letter of credit sebesar US$200 juta dolar AS atau setara Rp3,01 triliun. Untuk diketahui, fasilitas ini diberikan dalam denominasi rupiah yang nilainya setara US$200 juta dolar AS.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Fuad Rizal menyampaikan bahwa pinjaman dari BRI digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha untuk menjaga kelancaran penyediaan jasa dan operasional penerbangan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Di sisi lain, Garuda Indonesia juga meminta negosiasi pembayaran dengan para pemegang surat utang Garuda Indonesia Global Sukuk Limited. Surat utang senilai US$500 juta itu akan jatuh tempo pada 3 Juni 2020 tersebut.

Emiten bersandi saham GIAA itu telah menunjuk PJT Partners sebagai penasihat keuangan untuk membantu proses dialog tersebut. Perseroan akan membentuk komite diskusi bersama pemegang sukuk dan PJT Partners.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membenarkan upaya diskusi dan negosiasi bersama para pemegang sukuk tersebut. Perseroan, lanjutnya, akan dibantu sepenuhnya oleh PJT Partners sebagai penasihat keuangan.

“Sudah ajukan konsultasi, PJT Partners yang akan bantu kami,” katanya kepada Bisnis, Jumat (1/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper