Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lockdown vs Peringatan The Fed, Bursa Asia Bergerak Variatif

Bursa saham di Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Rabu (6/5/2020), saat investor mencermati optimisme pelonggaran lockdown oleh banyak negara dan peringatan yang disampaikan pejabat Federal Reserve AS.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia bergerak variatif pada perdagangan pagi ini, Rabu (6/5/2020), saat investor mencermati optimisme pelonggaran lockdown oleh banyak negara dan peringatan yang disampaikan pejabat Federal Reserve AS.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,2 persen pukul 9.13 pagi waktu Tokyo. Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,4 persen.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS naik tipis 0,1 persen setelah indeks saham acuannya ditutup menguat 0,9 persen pada perdagangan Selasa (5/5/2020).

Indeks S&P 500 berhasil naik untuk hari kedua pada Selasa, meskipun kenaikannya terpangkas pada jam terakhir perdagangan setelah Wakil Gubernur The Fed Richard Clarida memperingatkan bahwa ekonomi akan membutuhkan lebih banyak dukungan pemerintah.

Saham Walt Disney Co. melemah dalam sesi after-hour trading, menjadi perusahaan terbaru yang memaparkan keparahan dampak pandemi virus corona (Covid-19) pada bisnis hiburannya.

Secara keseluruhan, pasar berjuang untuk menentukan arahnya setelah ekuitas global mampu rebound bulan lalu dan menguat lebih dari 25 persen di atas posisi terendah pada Maret.

Penetapan yuan onshore China akan dipantau setelah nilai tukar yuan offshore tergelincir selama masa liburan China di tengah meningkatnya ketegangan bilateral dengan Amerika Serikat.

Presiden AS Donald Trump terus menyalahkan China untuk terjadinya pandemi global, sehingga memicu kekhawatiran bangkitnya perang perdagangan antara dua negara berekonomi terbesar di dunia ini.

“Ini benar-benar tergantung pada apa yang terjadi sehubungan dengan laju infeksi [virus corona] dan apakah ada yang disebut gelombang kedua,” ujar Andrew Wilson, Chairman of Global Fixed Income di Goldman Sachs Asset Management, seperti dilansir melalui Bloomberg.

“Jadi saat lockdown dilonggarkan, masih ada risiko yang tentu saja mendorong untuk memperketat kontrol. Itu sebabnya pemerintah negara-negara di seluruh dunia akan relatif berhati-hati tentang bagaimana mereka mengendurkan lockdown,” terangnya.

Seiring dengan pergerakan pasar saham, di pasar komoditas, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat 2 persen menjadi US$25,06 per barel dan harga emas Comex bergerak di level US$1.703 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper