Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Kembali ke US$1.700, Terdorong Pelemahan Dolar dan Ketegangan AS-China

Pada perdagangan Selasa (5/5/2020) pukul 13.45 WIB, harga emas spot naik 0,06 persen menjadi US$1.703,02 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak Juni 2020 menurun 0,26 persen menjadi US$1.708,9 per troy ounce.
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas bergerak naik pada hari Selasa (5/5/2020) ke level US$1.700 karena sentimen pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketegangan antara AS dengan Tiongkok.

Pada perdagangan Selasa (5/5/2020) pukul 13.45 WIB, harga emas spot naik 0,06 persen menjadi US$1.703,02 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak Juni 2020 menurun 0,26 persen menjadi US$1.708,9 per troy ounce.

Sementara itu, dalam waktu yang sama indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama turun 0,07 persen ke level 99,416.

Analis Monex Investindo Futures Andian menyampaikan harga emas sempat melemah hari ini di tengah meningkatnya minat terhadap aset berisiko pasca kembali bergeraknya ekonomi beberapa negara di dunia.

Negara-negara Zona Euro dan beberapa daerah di AS telah mencabut pembatasan serta larangan sosial selama wabah corona. Hal ini menimbulkan optimisme kembalinya roda perekonomian berputar.

"Hal ini membantu memicu minat pasar bahwa ancaman ekonomi masih dapat dihindari, dan meningkatkan minat pada aset berisiko," paparnya dalam publikasi riset, Selasa (5/5/2020).

Harga emas berpeluang turun menguji support US$1681 - US$1691 bila minat terhadap aset aman ditinggalkan pasar. Sebaliknya, naik ke atas level US$1700 berpeluang menguji resistan US$1710 - US$1717.

Level Resisten : 1710 - 1717 - 1722
Level Support : 1691 - 1681 - 1670

Sementara itu, ketegangan AS dan China masih memanas sehingga investor kembali melirik emas sebagai aset safe haven.

Terkini, media Tiongkok ramai-ramai mengkritik Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dengan menyebutnya jahat dan pembohong.

Kritik tersebut dilancarkan setelah Pompeo mengatakan adanya bukti bahwa wabah penyakit virus corona (Covid-19) bermunculan dari laboratorium virologi di kota Wuhan, China.

Pejabat Kantor Berita Xinhua mengatakan diplomat top AS itu membual, sementara seorang penyiar dari China Central Television membacakan komentar yang menuduh Pompeo telah "meludahkan racun".

“Menteri Luar Negeri AS Pompeo melakukan kebohongan dalam wawancara 3 Mei dengan media. Jika perilaku curang dari para politisi jahat seperti Pompeo terus berlanjut, slogan AS 'Make America Great Again' bisa menjadi sekadar lelucon,” ujar Li Zimeng, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa (5/5/2020).

Meski liputan itu mencakup kritik paling keras dari China terhadap pejabat pemerintahan Presiden Donald Trump sejak puncak perang perdagangan tahun lalu, media China masih menghindari menyampaikan kritik langsung terhadap Trump.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper