Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Corona, Astra International (ASII) Pangkas Separuh Belanja Modal

Head of IR Astra International Tira Ardianti menyatakan bahwa mengerem belanja modal pada tahun ini merupakan upaya untuk menjaga likuiditas di tengah pandemi. Sejauh ini, menurutnya dampak pandemi terus membesar kepada Grup Astra.
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id
Menara Astra. Gedung perkantoran ini menjadi lokasi kantor pusat PT Astra International Tbk./astra.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – PT Astra International Tbk. bakal mengerem belanja modal pada tahun ini untuk menjaga likuiditas perusahaan di tengah pandemi virus corona baru atau Covid-19.

Pada awal tahun, perseroan menyatakan alokasi anggaran belanja modal pada tahun ini akan mencapai sekitar Rp20 triliun—21 triliun secara konsolidasi. Namun, seiring dengan berkembangnya dampak pandemi perseroan memutuskan untuk menurunkan alokasi belanja modal.

Head of IR Astra International Tira Ardianti menyatakan bahwa mengerem belanja modal pada tahun ini merupakan upaya untuk menjaga likuiditas di tengah pandemi. Sejauh ini, menurutnya dampak pandemi terus membesar kepada Grup Astra.

“Mengurangi belanja modal adalah salah satu upaya mengelola biaya dan menjaga kas. Berkurangnya [belanja modal] bisa separuh dari yang disampaikan di awal tahun, perkiraan kami akan sekitar Rp10 triliun—Rp11 triliun,” jelasnya kepada Bisnis.com, beberapa waktu lalu.

Dia menyatakan perseroan masih terus mengkaji pos-pos belanja modal dan investasi mana saja yang akan mengalami pemangkasan. Menurutnya, seluruh lini bisnis masih akan dievaluasi kembali.

Sebelumnya, Head of Corporate Communications Astra International Boy Kelana Soebroto menyatakan bahwa alokasi belanja modal dan investasi pada tahun ini akan terpusat pada tiga sektor bisnis utama. Ketiga lini bisnis tersebut adalah alat berat, otomotif, dan infrastruktur.

Upaya memperketat arus kas untuk belanja modal juga sudah terlihat dari laporan kinerja perusahaan pada kuartal I/2020. Emiten berkode saham ASII ini mencatatkan total arus kas untuk investasi hanya mencapai Rp2,51 triliun, menurun 65,08 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sejalan dengan itu, perseroan aktivitas pendanaan perseroan juga mulai melandai. Jika pada kuartal I/2019, perseroan menarik pendanaan senilai Rp6,2 triliun, pada kuartal I/2020 posisi kas untuk pendanaan tercatat negatif Rp1,92 triliun.

Sebelumnya, Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto juga telah menyampaikan bahwa upaya perseroan perseroan akan menjaga tingkat utang dan posisi likuiditas. Menurutnya, perseroan tengah melakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan.

“Berbagai tindakan juga tengah dilakukan untuk mengelola biaya dan menjaga kas, termasuk mengurangi belanja modal dan mengelola modal kerja,” tulisnya melalui keterangan resmi.

Sepanjang kuartal I/2020, Astra International membukukan pendapatan sebesar Rp54 triliun, turun 8,47 persen secara tahunan. Adapun, laba bersih tercatat menurun 7,77 persen menjadi Rp4,81 triliun.

Penyebab utama penurunan kinerja perseroan adalah melempemnya kinerja bisnis alat berat, pertambangan, dan konstruksi. Pada 3 bulan pertama, kontribusi laba dari bisnis itu terhadap Grup Astra hanya mencapai Rp1,05 triliun, turun 42,45 persen secara year on year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper