Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Perbankan Terus Dilego Asing, IHSG Berbalik Melesu

Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sejak sesi awal perdagangan, Senin (27/4/2020). Sempat menghijau menuju level resistance 4.541,312, indeks turun ke zona merah dan sempat menjajal level support 4.474,893.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (21/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Aksi jual investor asing di pasar saham Indonesia terus berlangsung hingga perdagangan, Senin (27/4/2020).

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis.com, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sejak sesi awal perdagangan, Senin (27/4/2020). Sempat menghijau menuju level resistance 4.541,312, indeks turun ke zona merah dan sempat menjajal level support 4.474,893.

Laju indeks mendarat di zona merah dengan koreks tipis 0,13 persen atau 5,659 poin ke level 4.490,405 pada akhir perdagangan sesi pertama. Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp2,63 triliun dengan 131 saham menguat, 210 terkoreksi, dan 130 stagnan.

Investor asing tercatat membukukan net sell atau jual bersih Rp349,84 miliar. Tiga saham bank berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps mengalami tekanan aksi jual investor asing.

Tercatat, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatat net sell Rp79,5 miliar sampai dengan akhir sesi pertama. Saham perbankan pelat merah itu terkoreksi 2,57 persen ke level Rp4.170 hingga pukul 11:30 WIB.

Secara year to date (ytd), BMRI telah mencetak net sell Rp803,8 miliar. Laju saham perseroan pun telah turun 45,67 persen sepanjang periode berjalan 2020.

Selain BMRI, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga menjadi sasaran aksi jual asing senilai Rp74,9 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berada di urutan ketiga dengan net sell Rp62,8 miliar.

Di sisi lain, sektor saham infrastruktur menopang pergerakan IHSG dengan penguatan 1,41 persen. Sebaliknya, sektor saham properti menjadi penekan dengan koreksi 2,07 persen.

Sejumlah saham emiten di sektor properti masuk ke dalam daftar losers hingga penutupan sesi pertama. PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) menjadi pemimpin daftar itu dengan koreksi 6,29 persen ke level Rp328.

Dalam riset hariannya Senin (27/4/2020), Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan IHSG cenderung masih diwarnai tekanan jual kendati tidak sebesar akhir pekan lalu. Pihaknya menyebut secara valuasi semakin banyak saham yang menarik untuk dibeli.

“Kami merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness atau swing trade maka dapat fokus atas saham dari FMCG, infrastruktur, farmasi, telko, konsumer dan bank dalam perdagangan senin ini,” tulisnya dalam riset.

Berdasarkan catatan Bisnis, aksi jual asing telah membuat IHSG terkoreksi 28,63 persen hingga penutupan perdagangan, Jumat (24/4/2020). Kapitalisasi pasar telah menyusut dari Rp7.265,01 triliun per 30 Desember 2019 menjadi Rp5.214,08 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper