Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Senin (27/4/2020).
Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG menguat 0,79 persen atau 35,44 poin ke level 4.531,5. Terpantau 96 saham menguat, 36 saham melemah, dan 85 saham stagnan.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan selama seminggu lalu IHSG turun sebesar -3% (YTD IHSG turun sebesar -28.63%) disertai Net Sell investor Asing sebesar Rp -2.67 triliun, sehingga YTD Net Sell Investor Asing sekitar Rp -17.57 triliun.
"Awal pekan ini, pergerakan IHSG masih cenderung agak berat karena disaat DJIA naik +1.11% justru EIDO turun -1.75% serta Dow Futures cenderung kembali turun Senin pagi ini, di tengah terus bertambahnya jumlah korban tewas secara global akibat Covid-19," paparnya, Senin (27/4/2020).
Korban meninggal mencapai 190,630 orang dan yang terjangkiti hampir mencapai 3,000,000 orang per 26 April, dimana penyebaran Covid-19 yang paling cepat terjadi di Benua Eropa.
Di sisi lain, harga komoditas tidak banyak yang diharapkan karena rata-rata bergerak flat kecuali WTI crude menguat +4.8% dihari Jumat pekan lalu.
Baca Juga
Mengetahui IHSG cenderung masih diwarnai tekanan jual walaupun tidak sebesar Jumat pekan lalu, di tengah secara valuasi semakin banyak saham sangat menarik untuk dibeli, Edwin merekomendasikan sangat selektif jika investor ingin melakukan buy on weakness (BOW) atau Swing Trade.
"Sejumlah saham yang menarik ialah sektor FMCG, Infrastruktur, Farmasi, Telko, Konsumer dan Bank dalam perdagangan Senin ini,"imbuhnya.
Sementara itu, Bursa Asia bergerak menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/4/2020) karena investor menimbang lebih lanjut tanda-tanda perkembangan positif dalam perjuangan global melawan virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang menguat masing-masing 0,85 persen dan 1,67 persen di awal perdagangan menjelang pertemuan Bank of Japan. Sementara itu, indeks Kospi menguat 0,58 persen.
Angka kematian akibat virus corona menurun di Spanyol, Italia, dan Prancis, sementara kematian yang dilaporkan dalam 24 jam terakhir di AS dan New York mencatat angka terendah sejak akhir Maret.
Federal Reserve bergabung dengan BOJ dan Bank Sentral Eropa mengumumkan keputusan kebijakan pekan ini untuk melawan dampak dari virus corona terhadap perekonomian.
Sementara itu, sejumlah negara mulai melonggarkan kebijakan untuk menahan penyebaran. Italia berencana mencabut lockdown nasional mulai 4 Mei mendatang.
Sejumlah negara ekonomi utama akan merilis angka PDB pekan ini, sementara laporan keuangan emiten akan terus membanjiri pasar dengan sentimen, termasuk dari Amazon.com Inc., Barclays Plc, dan Samsung Electronics Co.
"Minggu yang akan datang ini akan sangat besar dari perspektif data makro dan sejauh mana ekonomi global tertekan oleh Covid-19," kata Simon Ballard, kepala ekonom di First Abu Dhabi Bank., seperti dikutip Bloomberg.
“Sampai kita jelas melewati puncak wabah dalam skala global dan dapat menganggap wabah dapat diatasi serta tidak ada risiko yang berarti dari gelombang kedua infeksi, kami percaya strategi investasi defensif akan tetap menjadi yang paling sesuai," lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur New York Andrew Cuomo membuat sketsa pembukaan kembali aktivita ekonomi bertahap yang dimulai dengan sektor konstruksi dan manufaktur pada 15 Mei.