Bisnis.com, JAKARTA – PT Acset Indonusa Tbk. mencatatkan rugi bersih senilai Rp123,83 miliar pada kuartal I/2020. Rugi yang dicatatkan perseroan membengkak 36,37 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, emiten berkode saham ACST ini membukukan pendapatan Rp477,61 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, pendapatan perseroan menukik 40,79 persen.
Berdasarkan kontribusi lini bisnisnya, perolehan pendapatan perseroan didominasi oleh pendapatan dari sektor infrastruktur sebesar 45 persen dan konstruksi 36 persen. Sementara itu, lini bisnis fondasi dan sektor lainnya menyumbang masing-masing 14 persen dan 5 persen.
Penurunan pendapatan ini juga diikuti dengan penurunan beban pokok sebesar 30,68 persen menjadi Rp490,43 miliar. Dengan demikian, posisi laba kotor perseroan yang pada kuartal I/2019 mencapai Rp99,14 miliar harus berbalik menjadi rugi Rp12,82 miliar.
Perseroan sejatinya berhasil menurunkan beban penjualan dan beban umum & administrasi, masing-masing 77,72 persen dan 15,19 persen. Namun, komponen beban keuangan justru meningkat 20,79 persen menjadi Rp143,55 miliar.
Dengan demikian, total perolehan bottom line perseroan tercatat rugi bersih Rp123,83 miliar, meningkat 36,57 persen dari posisi pada kuartal I/2019 sebesar Rp90,8 miliar. Perseroan menyatakan, hal ini tidak lain disebabkan oleh keterlambatan proyek dan peningkatan beban keuangan.
Baca Juga
“Rugi bersih dikontribusi oleh bertambahnya biaya atas keterlambatan proyek berjalan dan peningkatan biaya keuangan akibat mundurnya penerimaan pembayaran proyek contractor pre-financing [CPF],” kata manajemen Acset, dikutip dari siaran pers, Minggu (26/4/2020).
Sementara itu, dari sisi aset, perseroan mengalami penurunan signifikan sebesar 55 persen terhadap posisi akhir 2019, menjadi Rp4,69 triliun. Penurunan aset ini sebagian besar disebabkan oleh jumlah tagihan bruto pemberi kerja atas penerimaan dana dari proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated yang telah memasuki masa pemeliharaan.
Pembayaran tagihan atas pekerjaan tersebut juga membuat posisi arus kas operasi perseroan menjadi positif Rp2,16 triliun. Posisi ini membaik dari arus kas pada kuartal I/2019 yang tercatat negatif Rp420,94 miliar.
Liabilitas perseroan juga ikut menurun 56 persen dari posisi akhir 2019 menjadi Rp4,52 triliun. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh adanya pelunasan utang usaha yang terkait proyek tersebut, serta pembayaran pinjaman kepada pemegang saham.