Bisnis.com, JAKARTA - Saudi Aramco mulai mengurangi produksi awal pekan ini, lebih cepat dari target produksi baru yang akan dirilis oleh OPEC + pada 1 Mei mendatang.
Dilansir melalui Bloomberg, seorang sumber mengatakan bahwa perusahaan minyak terbesar dunia itu akan mengurangi produksi dari sekitar 12 juta barel per hari, untuk mencapai batas produksi baru sebesar 8,5 juta barel per hari.
"Aramco kemungkinan akan memminyak mengikuti target 8,5 juta barel per hari lebih cepat dari tenggat waktu 1 Mei," ujar sumber yang tidak disebutkan namanya, seperti dikutip Sabtu (25/4/2020).
Hingga saat ini pihak Aramco belum memberikan komentar. Rencana untuk mempercepat pengurangan produksi lebih cepat dari penerapan aturan baru OPEC + juga telah dilakukan oleh pemerintah Kuwait.
Menteri Perminyakan Khaled Al-Fadhel, anggota OPEC terbesar keempat ini merasa bertanggung jawab untuk merespons kondisi pasar dan akan bertindak sendiri, seperti dikutip melalui kantor berita resmi Kuwait.
Dia tidak menjelaskan apakah Kuwait telah mengurangi produksi dengan jumlah target yang dijanjikan atau hanya sebagian saja.
Baca Juga
Kuwait adalah produsen utama pertama di Teluk Persia, wilayah penghasil minyak paling produktif di dunia, yang mengumumkan pemangkasan produksi lebih awal. Seperti anggota lain di OPEC +, koalisi ini berkomitmen untuk memangkas produksi hingga 23% mulai 1 Mei.
Al-Fadhel menyampaikan bahwa keputusan Kuwait berdaulat dan tidak ada tekanan untuk mengurangi produksi lebih awal. Di antara produsen yang berada di luar Teluk, Aljazair mengabarkan para menteri OPEC + selama pembicaraan informal pada 21-22 April bahwa pengurangan pasokannya akan segera dimulai.
Nigeria mengurangi produksi karena tidak punya tempat untuk menyimpan minyak mentah, Premium Times melaporkan Rabu (22/4).