Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah acuan global Brent jatuh ke level terendahnya dalam hampir 21 tahun pada perdagangan siang ini, Rabu (22/4/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent kontrak Juni 2020 anjlok 16 persen ke level US$16,20 per barel di ICE Futures Europe exhange London pada pukul 12.21 siang waktu Singapura.
Brent kontrak Juni bahkan sempat menyentuh level US$16,18, terendahnya sejak Juni 1999, setelah terjerembap 24 persen pada perdagangan Selasa (21/4/2020).
Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2020 diperdagangkan di level US$10,52 per barel dengan penurunan 9 persen di New York Mercantile Exchange siang ini.
Pada Selasa (21/4), WTI kontrak ini turun hingga ke level US$6,50 dan mengalami penghentian trading sebanyak tiga kali demi pengaturan volatilitas.
Harga minyak terus jatuh di tengah kekhawatiran bahwa kelebihan suplai minyak dengan jumlah besar-besaran yang mendorong WTI kontrak Mei 2020 hingga ke level -US$40,32 per barel, terendah sepanjang sejarah, pada Senin (20/4/2020).
Baca Juga
Dengan permintaan global runtuh akibat langkah lockdown banyak negara di dunia, kekhawatiran bahwa kelebihan minyak akan membanjiri kapasitas penyimpanan telah memicu aksi jual gila-gilaan.
Para menteri energi dari negara-negara koalisi OPEC+ mengadakan konferensi jarak jauh yang tidak dijadwalkan pada Selasa (21/4) untuk membahas kemerosotan tersebut. Meski demikian, pernyataan pada akhir pertemuan mensinyalkan tiadanya persetujuan langkah kebijakan baru apa pun.
OPEC+ telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari, tetapi langkah ini tidak akan dimulai hingga Mei. Kesepakatan tersebut juga tidak akan cukup untuk mengimbangi runtuhnya permintaan akibat pandemi virus corona (Covid-19), yang bisa mencapai 30 juta barel per hari.
Ada tanda-tanda bahwa harga minyak yang luar biasa rendah ini akan bertahan ketika kapasitas tangki-tangki di seluruh dunia terisi.
Royal Vopak NV, perusahaan penyimpanan independen terbesar di dunia, mengatakan hampir semua ruang penyimpanannya telah terjual, sedangkan Clarksons Platou mengatakan kapasitas floating storage miliknya berakselerasi dengan "kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Sementara itu, pelaku pasar minyak ternama Pierre Andurand memperingatkan bahwa harga minyak mentah bisa kembali jatuh ke bawah nol dan menggambarkan kondisi pasar berbahaya untuk diperdagangkan.
“Seluruh pasar energi masih berada di ujung pisau karena apa yang seharusnya terbendung dalam kontrak WTI untuk pengiriman Mei kini memiliki efek menjalar yang berjangkauan luas,” tutur Howie Lee, seorang ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp., Singapura, dilansir melalui Bloomberg.