Bisnis.com, JAKARTA - PT XL Axiata Tbk. (EXCL) mengubah alokasi belanja modalnya dalam rangka mempersiapkan penambahan kapasitas dan perluasan jaringan untuk menghadapi musim Lebaran tahun ini.
Plt. Chief Teknologi Officer XL I Gde Darmayusa mengatakan sejauh ini mereka tak memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) untuk 2020, tapi ada revisi pada penggunaannya.
“Nilai investasinya sama, sekitar Rp7 triliun. Memanfaatkan rencana yang sama, tapi prioritasnya berbeda,” tuturnya saat menyampaikan Media Update via platform daring, Rabu (22/4/2020).
Dia mejelaskan selama sebulan lebih periode masyarakat belajar dan bekerja dari rumah, XL mencatat rata-rata kenaikan trafik dibandingkan periode normal adalah 15 persen. Adapun sejak pekan terakhir Maret kenaikan menjadi lebih tinggi yakni 18 persen.
Menurutnya, tren kenaikan saat ini tengah berada dalam posisi puncak alias peak traffic. Dia memperkirakan memasuki musim Lebaran mendatang trafik akan melonjak sekitar 15-20 persen dari posisi saat ini.
Untuk itu, perseroan terus melakukan penambahan kapasitas dan perluasan jaringan, seperti upgrade site dan menguatkan core system hingga 100 persen atau dua kali lipat dibandingkan tahun lalu untuk mengantisipasi lonjakan tersebut.
Baca Juga
“Sejauh ini kami sudah upgrade 1.400 site, kemudian 4.000-an lagi mulai kita deploy pekan depan,” imbuhnya.
I Gde menyebut pola peningkatan kapasitas inilah yang berubah dari rencana semula. Dia mencontohkan rencana peningkatan kapasitas di jalur mudik yang biasanya mulai digarap jelang Ramadan kini beralih ke penguatan jaringan di daerah residensial.
Dia menuturkan dari pola yang dianalisa oleh perseroan, mereka memperkirakan jumlah pelanggan yang melakukan mudik tahun ini kurang dari separuh jumlah tahun lalu. Maka dari itu, wilayah-wilayah yang dinilai tak akan mengalami lonjakan trafik tak menjadi prioritas saat ini.
Meskipun demikian, tambah I Gde, bukan berarti EXCL tidak memperhatikan jaringan di luar kota-kota besar. Namun semua kembali pada hasil analisa performa situs dan trafik yang diembannya.
“Sekarang bukan soal perkotaan atau pedalaman, bukan soal Jawa atau luar Jawa, tapi lebih kepada site mana yang butuh support untuk lonjakan data,” tutur dia.
Sebagai ilustrasi, di daerah suburban seperti Bodetabek, terjadi peningkatan trafik karena kebanyakan karyawan ibu kota melakukan work from home dan kemungkinan tidak mudik. Sehingga penguatan jaringan di kawasan perkotaan akan lebih diprioritaskan.
I Gde mengatakan pihaknya berani menempatkan investasi pada site-site tersebut bukan untuk jangka pendek. Dia meyakini bahwa dampak dari pandemi akan tinggal cukup lama. Menurutnya, kondisi pascapandemi akan menjadi situasi normal yang baru “new normal”.
“Sangat penting bagi kami untuk mengantisipasi. Setelah Covid-19 ini, perubahan akan terjadi. Bagaimana cara kita bekerja, bagaimana berjualan, bagaimana beraltivitas, semua berubah dan ketergantungan terhadap internet akan semakin tinggi,” tuturnya.
Sementara itu, selain mengubah prioritas site-site jaringan, perseroan juga mengubah pola penggunaan 35 unit base transceiver station (BTS) mobile mereka.
Semula, BTS mobile akan ditempatkan di kawasan kumpul seperti rest area dan lokasi paiwisata, tapi saat ini lebih dipriotitaskan ke kawasan residensial dan rumah sakit rujukan Covid.
"Kami ingin memastikan masyarakat tetap terjaga aksesnya," tutup