Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukaka Teknik Utama Tbk. semakin serius menggeluti segmen bisnis pembangkit listrik tenaga air (PLTA) seiring dengan perseroan melakukan investasi penyertaan modal hingga Rp4 miliar ke entitas perusahaan, PT Poso Energi Tiga Pamona.
Mengutip keterbukaan informasi perseroan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten berkode saham BUKK itu melakukan penyertaan modal melalui pengambilan bagian saham baru yang dikeluarkan oleh Poso Energi Tiga Pamona sebanyak 4.000 lembar saham dengan nilai Rp4 miliar.
Direktur Utama Bukaka Teknik Utama Irsal Kamarudin mengatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan setelah seluruh pemegang saham existing Poso Energi Tiga Pamona menyatakan tidak akan menggunakan haknya untuk mengambil bagian terlebih dahulu atas saham baru yang dikeluarkan.
Dia juga mengatakan bahwa penyertaan modal itu menjadi tanda keseriusan perseroan di segmen bisnis energi.
“Transaksi sebagaimana dimaksud dalam rangka mendukung rencana perseroan utnuk melakukan pengembangan usaha perseroan di bidang energi sehingga perseroan turut serta mengambil bagian saham Poso Energi Tiga Pamona,” ujar Irsal dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (22/4/2020).
Adapun, Poso Energi Tiga Pamona merupakan perusahaan yang bergerak di bidang energi yaitu pengembangan PLTA yang juga terafiliasi kepengurusannya dengan perseroan.
Baca Juga
Suhaeli Kalla selaku Komisaris Utama Bukaka Teknik Utama juga menjabat sebagai Direktur di Poso Energi Tiga Pamona, sedangkan, Solihin Jusuf Kalla selaku Komisaris Bukaka Teknik Utama juga menjabat sebagai Komisaris di Poso Energi Tiga Pamona.
Berdasarkan laporan keuangan 2019, BUKK mencatatkan kenaikan pendapatan hingga Rp6,04 triliun, tumbuh 29,05 persen daripada perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp4,68 triliun.
Dari total pendapatan tersebut konstribusi terbesar masih berasal dari segmen konstruksi jaringan transmisi listrik, energi, dan jembatan yaitu sebesar Rp5,56 triliun. Kemudian, diikuti segmen peralatan jalan, kendaraan khusus, dan oil gas equipment sebesar Rp131,8 miliar, dan segmen fasilitas dan perlengkapan bandara sebesar Rp290,9 miliar.
Sementara itu, segmen penjualan produk forging sebesar Rp41,2 miliar dan segmen pennjualan listrik PLTM sebesar Rp12,2 miliar.
Kendati demikian, pada 2019 perusahaan keluarga Jusuf Kalla itu berhasil membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp491,95 miliar menurun 12,37 persen daripada perolehan 2018 sebesar Rp561,43 miliar.