Bisnis.com, JAKARTA — Imbal hasil atau yield surat utang negara tenor 10 tahun Indonesia tengah berada dalam tren positif. Masuknya investor domestik dan asing menjadi pemantik pergerakan surat utang Indonesia.
Berdasarkan data laman resmi asianbondsonline.adb.org, imbal hasil surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia menguat signifikan. Tercatat, yield SUN tenor 10 tahun Indonesia berada di level 7,79 persen sampai dengan penutupan perdagangan, Selasa (21/4/2020).
Imbal hasil SUN tenor 10 tahun Indonesia menguat signifikan dibandingkan dengan China, Hong Kong, dan Malaysia yang justru mengalami pelemahan.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto menjelaskan bahwa pasar obligasi Indonesia cukup bertahan dalam dua pekan terakhir. Menurutnya, hal itu menandakan permintaan yang ada cukup menahan pasar.
“Ini ditopang domestik investor dan asing yang juga masuk,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (22/4/2020).
Ramdhan menyebut aliran dana asing yang masuk senilai Rp4,37 triliun cukup terasa dampaknya. Akan tetapi, memang jumlah itu masih lebih kecil dari total outflow hingga Rp150 triliun sepanjang periode berjalan 2020.
Baca Juga
Kendati demikian, dia mengatakan yield obligasi Indonesia relatif menguat. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun sudah berada di kisaran 7,8 persen.
“Ini sinyal bagus asing sudah melirik pasar SBN kita,” jelasnya.
Dalam virtual press briefing Rabu (22/4/2020), Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan data transaksi harian SBN dari 13 April 2020 hingga 20 April 2020 mencapai Rp4,37 triliun.
Perry menyebut angka itu menunjukkan kepercayaan terhadap Indonesia dalam hal investasi fixed income surat berharga negara (SBN) berangsur-angsur mengalami kenaikan. Pihaknya menyebut imbal hasil yang ditawarkan membuat SBN Indonesia menarik.
"Indikator spread yield antara oblogasi pemerintah Indonesia 10 tahun dengan US Treasury 7,1 persen atau 713 basis poin cukup menarik," jelas