Bisnis.com, JAKARTA – PT Timah Tbk. menargetkan dapat memperbaiki kinerja dan membukukan laba sebesar Rp500 miliar pada tahun ini setelah pada tahun lalu merugi ratusan miliar.
Sekretaris Perusahaan PT Timah Abdullah Umar menuturkan bahwa tahun ini perseroan pada tahun lalu perseroan terhantam cukup besar dari sisi kenaikan beban produksi dan beban lainnya sehingga rugi bersih sebesar Rp611,28 miliar.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan dapat mengembalikan profil keuangan mereka ke posisi yang lebih baik. Perseroan menargetkan dapat meraup laba sebesar Rp500 miliar dengan lewat sejumlah strategi efisiensi.
“Tahun ini kami targetnya perbaiki cash flow dalam arti agar arus kas masuk lebih tinggi dari arus kas keluar, dan memperbaiki margin pendapatan, EBITDA membaik, dan tentunya ke bottom line, target moderat kami di Rp500 miliar,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (16/4/2020).
Dia menjelaskan strategi efisiensi sudah mulai dilakukan pada awal tahun ini, di antaranya dengan mengurangi proses bisnis tatap muka yang memakan biaya. Seluruh proses negosiasi dengan mitra, misalnya, diupayakan lewat sarana teknologi komunikasi.
Menurutnya hal ini sudah mulai memberikan perbaikan terhadap posisi keuangan perseroan, khususnya terhadap arus kas. Arus kas operasi yang tahun lalu tercatat negatif, sudah mulai positif pada dua bulan pertama tahun ini.
Umar menjelaskan hal ini berkontribusi positif terhadap upaya perseroan mengurangi liabilitas jangka pendek. Sekitar Rp2 triliun utang sudah dibayarkan sehingga mengurangi posisi utang jangka pendek menjadi sekitar Rp6,5 triliun.
Ke depan, perseroan juga akan mengupayakan perpanjangan tenor untuk utang jangka pendek sehingga dapat beralih menjadi utang jangka panjang. Dia menegaskan proses ini tidak akan diikuti dengan pengampunan bunga, sehingga tenor diperpanjang tanpa mengubah bunga yang telah disepakati.
Pada awal tahun ini perseroan juga sudah mendapatkan persetujuan perpanjangan tenor untuk sejumlah pinjaman bank. Perseroan juga mendapatkan surat pengampunan atas pelanggaran batas-batas covenant dalam pinjaman dari perbankan akibat rugi pada tahun lalu.
“Kami lakukan negosiasi supaya bisa lebih dikendorkan, kan kreditur melihatnya prospek, track record kami dan sampai hari ini kami tidak pernah telat bayar bunga atau bayar pokok, itu membuat penilaian terhadap kami masih bagus,” jelasnya.
Efisiensi juga diharapkan akan terdorong lewat pembangunan Ausmelt berkapasitas 40.000 ton timah mentah di Muntok, Bangka Belitung. Ausmelt yang dikerjakan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dengan nilai Rp796 miliar ini diharapkan akan selesai tepat waktu pada 2021.
Pengembangan fasilitas produksi ini menjadi prioritas perseroan pada tahun ini. Adapun, rencana ekspansi lainnya seperti rencana ekspansi ke luar negeri akan ditahan untuk sementara waktu dengan tujuan efisiensi.
“Kami kan bangun Ausmelt yang bisa kurangi biaya produksi, itu masih jalan. Tetapi ekspansi keluar negeri, itu kami review,” ujarnya.
Dia juga optimistis pada tahun ini hasil produksi perseroan masih akan terserap dengan baik oleh pasar. Namun, tantangan terberatnya adalah penurunan harga yang masih berada dalam tren koreksi.
Di sisi lain, Umar juga mengatakan tahun ini beban pokok juga akan dapat ditekan. Pada tahun lalu, kenaikan pada beban pokok salah satunya disebabkan oleh jasa pihak ketiga yang meningkat 533 persen menjadi Rp2,7 triliun.
Kenaikan pos beban tersebut, lanjutnya, disebabkan oleh cukup tingginya biaya kompensasi yang dibayarkan perseroan pada tahun lalu. Hal ini terkait dengan kompensasi bijih timah yang dihasilkan oleh penambang rakyat di wilayah operasi Timah.
“Produksi dari penambang rakyat kami ambil dan kami beri kompensasi, kami berdayakan dan kerja sama dengan mereka. Karena itu bagian dari ekonomi rakyat Bangka Belitung dan harus tetap berjalan,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, SVP Corporate Secretary PT Inalum (Persero) Rendi Witular menyatakan bahwa perseroan sebagai induk holding BUMN Tambang atau MIND ID mendukung segala upaya yang dilakukan Timah untuk memperbaiki kinerjanya.
“Kami telah menyatakan akan memberikan dukungan penuh terhadap upaya peningkatan kinerja Timah, sesuai dengan rencana bisnis yang telah disetujui oleh direksi dan komisaris Timah, dan telah disampaikan kepada Inalum,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (16/4/2020).