Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Perdagangan Rabu (15/4), Pergerakan Bursa Asia Bervariasi

Bursa saham Asia bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Rabu (15/4/2020), karena investor memeriksa laporan keuangan perusahaan untuk mencari bukti dampak wabah virus corona (COVID-19).
Bursa Saham Tokyo./Kiyoshi Ota - Bloomberg
Bursa Saham Tokyo./Kiyoshi Ota - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak variatif pada awal perdagangan hari ini, Rabu (15/4/2020), karena investor memantau laporan keuangan perusahaan untuk mencari bukti dampak wabah virus corona (COVID-19).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 0,53 persen dan 0,64 persen, sedangkan indeks S&P 500/ASX 200 Australia melemah 1,24 persen. Di sisi lain, indeks FTSE Straits Times menguat 0,44 persen.

Kontrak berjangka indeks S&P 500 beringsut lebih rendah setelah bursa AS melonjak ke level tertinggi satu bulan pada hari Selasa, dengan saham Johnson & Johnson melonjak setelah membukukan penjualan yang lebih kuat dan meningkatkan dividen kuartalannya.

Sementara itu, saham JPMorgan Chase & Co. dan Wells Fargo & Co. merosot menyusul tekanan terhadap laba perusahaan.

Dilansir dari Bloomberg, musim laporan keuangan akan memberikan lebih banyak kejelasan mengenai buruknya tekanan pandemi COVID-19 bagi perusahaan global setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan resesi akibat "lockdown besar-besaran " akan menjadi yang paling curam dalam hampir satu abad.

Presiden dan CEO Gibbs Wealth Management LLC, Erin Gibbs, mengatakan laporan keuangan ini benar-benar akan menjadi panduan mengenai keadaan ekonomi saat ini.

"Yang benar-benar akan kita cari adalah, apakah perusahaan dapat memberikan kejelasan mengenai kapan mereka akan mencetak profitabilitas, atau, apakah mereka berbicara tentang PHK lagi?” ungkapnya, seperti dikutip Bloomberg.

Presiden Donald Trump mengatakan dia membuat "pengumuman penting" dalam beberapa hari ke depan mengenai pedoman negara terhadap pembukaan kembali perekonomian AS.

Secara terpisah, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengatakan bahwa target 1 Mei untuk pembukaan ekonomi sedikit terlalu optimis untuk negara bagian.

"Pada awal musim gugur, atau akhir musim panas, kita harus mulai benar-benar melihat perekonomian kembali menjadi lebih normal," ungkap Howard Ward, kepala investasi ekuitas di Gabelli Funds LLC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper