Andalkan Kontrak Baru dan Potensi Bisnis Nonmenara, TOWR Yakin Bisnisnya Terus Moncer
Bisnis.com, JAKARTA—PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) optimistis kinerja positif perseroan akan langgeng dengan mengandalkan kontrak baru dan potensi bisnis nonmenara.
Direktur Utama TOWR Ferdinandus Aming Santoso mengatakan pihaknya cukup puas dengan pencapaian perseroan sepanjang 2019 karena berhasil melanjutkan pertumbuhan kinerja secara organik dan anorganik.
“Pertumbuhan pendapatan perusahaan mencapai dua digit yaitu 10,0 persen, EBITDA tumbuh 9,2 persen serta laba bersih tumbuh 6,5 oersen,” ujar Ferdinandus dalam Laporan Direksi yang ada di Keterbukaan Informasi BEI, seperti dikutip Bisnis pada Selasa (14/4/2020).
Ferdinandus menuturkan, sepanjang 2019 TOWR telah membangun 882 tower dan berhasil menyelesaikan akuisisi 1.000 tower dari PT Indosat Ooredoo sehingga menambah jumlah tower perseroan menjadi 19.319 tower pada akhir tahun.
Dari sisi jumlah penyewa juga bertambah sebanyak 5.027 penyewa sehingga mencapai 33.346 penyewa pada akhir tahun. Perseroan juga berhasil memperpanjang kontrak sewa dengan lebih dari 7.300 penyewa untuk 10 tahun mendatang.
“Dengan demikian menghasilkan kenaikan rasio jumlah penyewa terhadap tower menjadi 1,73x dari sebelumnya 1,62x di tahun 2018,” imbuhnya.
Selain dari bisnis tower, tambah Ferdinandus, dia juga melihat pertumbuhan pendapatan dari bisnis non-tower, terutama dari jaringan kabel serat optik.
Menurutnya, jaringan kabel serat optik perusahaan tumbuh dengan pesat pada tahun ini, sejalan dengan meningkatnya konsumsi data dan fokus para operator untuk meningkatkan kualitas layanan.
Tercatat, segmen bisnis nonmenara perseroan, tumbuh dua digit sepanjang 2019. Bisnis jaringan serat optik yakni sewa metropolitan wireless fiber optic (MWIFO) melonjak hingga 98,6% secara year on year, menjadi Rp469 miliar dari yang semua Rp236,16 miliar.
Sementara segmen bisnis sewa very small aperture terminal (VSAT) naik 37,4% dibandingkan tahun sebelumnya, dari Rp292,95 miliar pada 2018 menjadi Rp402,54 miliar.
Per akhir 2019, TOWR sendiri telah memiliki dan mengoperasikan 27.527 km jaringan kabel serat optik yang menghasilkan pendapatan, yang telah selesai dibangun di pulau Jawa, Sumatra dan Bali.
Ferdinandus menargetkan untuk dapat memiliki 40.000 km jaringan kabel serat optik yang menghasilkan pendapatan pada akhir tahun 2020 dalam situasi pandemi virus Covid-19.
Adapun menyerupai model bisnis tower, kontrak bisnis untuk fiberisasi tower juga bersifat jangka panjang, antara 10 sampai 14 tahun. Segmen ini juga mempunyai potensi untuk memperoleh lebih dari satu penyewa pada jaringan yang sama.
“Ini menjadikan bisnis jaringan kabel serat optik ini sebagai satu lagi sumber pendapatan yang relatif aman dan terukur bagi perusahaan,” kata Ferdinandus.
Secara akumulasi, per akhir tahun 2019, bisnis tower maupun bisnis non-tower perseroan telah menghasilkan kontrak pendapatan bernilai Rp51 triliun yang akan terus berlanjut sampai dengan tahun 2032 dengan rata-rata sisa periode kontrak 8,2 tahun. Nilai kontrak itersebut belum termasuk potensi tambahan pendapatan dari perpanjangan kontrak sewa dengan para penyewa di kemudian hari.
“Kami percaya bahwa dengan keahlian dan pengalaman manajemen perusahaan, serta disiplin dalam berinvestasi, pendapatan dan keuntungan Perusahaan akan terus meningkat pada masa yang akan datang,” tutup Ferdinandus.