Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen makanan ringan PT Siantar Top Tbk. (STTP) masih mencatatkan pertumbuhan kinerja pada kuartal I/2020 seiring dengan masih tingginya konsumsi masyarakat, meskipun mengalami penurunan.
Manajemen mengaku masih mencatatkan kinerja yang positif dari penjualan segmen produk kerupuk dan biskuit meski kecenderungan masyarakat saat ini beralih menjadi pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok.
Direktur Siantar Top Armin mengatakan pada kuartal I/2020 lalu, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan sebesar 9,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, ia tidak menampik pertumbuhan pendapatan tersebut relatif kecil dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I/2019 yang meningkat double digit dibandingkan dengan kuartal I/2018.
“Kita pernah bilang proyeksi pertumbuhan pendapatan kita 10 sampai 15 persen (tahun ini), tapi kali ini kita masih melihat situasi dan akan kita kalkulasi lagi. Kelihatannya sudah mau Lebaran tapi kondisinya masih seperti saat ini, pasti ada pengaruh,” ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (6/4/2020).
Menurutnya, tidak ada efisiensi yang terlalu mendesak yang harus dijalankan perusahaan. Hanya saja, stok penjualan tetap harus dijaga ditambah dengan upaya distribusi yang diharapkan tidak akan terhalang di masa depan.
Baca Juga
“Sampai saat ini jalur distribusi belum ada halangan dan konsentrasi penjualan kita di Jawa Timur, namun beberapa daerah sudah ada yang ditutup. Tapi intinya, kita jaga stok,” sambung Armin.
Meski begitu, perseroan juga mengkhawatirkan penambahan pasien positif COVID-19 atau virus corona pada kuartal II/2020 yang diperkirakan akan memperburuk kondisi ekonomi Indonesia.
Padahal sejak tahun lalu, perseroan sudah menyiapkan beberapa strategi seperti menaikkan kelas beberapa produk dan menyasar ekspansi ekspor ke beberapa negara sebesar 10 persen.
Sementara itu, dalam hasil public expose 2019, manajemen perseroan memproyeksikan pertumbuhan penjualan ekspor tumbuh 15 persen-20 persen, sedangkan penjualan lokal tumbuh 15 persen. Dengan demikian, total penjualan pada 2020 ditargetkan tumbuh sekitar 15 persen.
Manajemen menjelaskan, perseroan telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia melalui 70 merek dan mitra lokal di 180 titik. Untuk penjualan di pasar lokal, perseroan menjalin kerjasama dengan mitra lokal. Harapannya, dengan memperkuat kerjasama dengan mitra lokal akan memperkuat jaringan distribusi perseroan.
Lebih lanjut, untuk penjualan di pasar ekspor, perseroan membuka jaringan baru di wilayah Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Australia. Penjualan ekspor berkontribusi 10 persen terhadap total penjualan.
Adapun, penjualan produsen Mie Gemez Enaak ini diperkirakan dapat tumbuh sekitar 23 persen. Dengan mengacu penjualan bersih 2018 sebesar Rp2,83 triliun, maka proyeksi penjualan sepanjang 2019 sebesar Rp3,48 triliun.
Hingga kuartal III/2019, perseroan mencatat penjualan tumbuh 26,7 persen secara tahunan menjadi Rp2,60 triliun, sedangkan laba bersih tumbuh 88,93 persen menjadi Rp377,2 miliar. Kontribusi penjualan Siantar Top berasal dari produk crackers 36 persen, biskuit & wafer 25 persen, mie 27 persen, lainnya dan non product 12 persen.