Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Pandemi, Emiten Consumer Masih Cetak Pertumbuhan Kinerja

Di tengah pandemi virus corona (Covid-19), emiten masih melihat situasi sebelum memutuskan untuk mengubah rencana bisnis.
Suasana lengang terlihat di salah satu pusat perbelanjaan usai adanya anjuran untuk menjaga jarak sosial dan beraktivitas dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona di Jakarta, Senin (23/3/2020). Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) juga memprediksi penurunan penjualan ritel kuartal pertama 2020 turun hingga 0,4 persen dibanding dengan kuartal pertama tahun lalu. Bisnis/Nurul Hidayat
Suasana lengang terlihat di salah satu pusat perbelanjaan usai adanya anjuran untuk menjaga jarak sosial dan beraktivitas dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona di Jakarta, Senin (23/3/2020). Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) juga memprediksi penurunan penjualan ritel kuartal pertama 2020 turun hingga 0,4 persen dibanding dengan kuartal pertama tahun lalu. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten yang tergabung dalam sektor konsumer dengan spesifikasi produk makanan dan minuman mengaku masih mencatatkan kinerja yang positif pada kuartal I/2020. 

Hal ini kurang lebih disebabkan oleh masih tingginya angka serapan masyarakat akan produk makanan dan minuman di tengah pemberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) seperti yang terjadi di Indonesia saat ini. 

Emiten makanan ringan PT Siantar Top Tbk. (STTP) mengaku masih mencatatkan kinerja yang positif dari penjualan segmen produk kerupuk dan biskuit meski kecenderungan masyarakat saat ini beralih menjadi pemenuhan kebutuhan bahan makanan pokok.

Direktur Siantar Top Armin mengatakan pada kuartal I/2020 lalu, perseroan berhasil mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan sebesar 9,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Meski begitu, ia tidak menampik pertumbuhan pendapatan tersebut relatif kecil dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal I/2019 yang meningkat double digit dibandingkan dengan kuartal I/2018.

“Kita pernah bilang proyeksi pertumbuhan pendapatan kita 10 sampai 15 persen (tahun ini), tapi kali ini kita masih melihat situasi dan akan kita kalkulasi lagi. Kelihatannya sudah mau lebaran tapi kondisinya masih seperti saat ini, pasti ada pengaruh,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).

Menurutnya, tidak ada efisiensi yang terlalu mendesak yang harus dijalankan perusahaan. Hanya saja, stok penjualan tetap harus dijaga ditambah dengan upaya distribusi yang diharapkan tidak akan terhalang di masa depan.

“Sampai saat ini jalur distribusi belum ada halangan dan konsentrasi penjualan kita di Jawa Timur, namun beberapa daerah sudah ada yang ditutup. Tapi intinya, kita jaga stok,” sambung Armin.

Walau demikian, perseroan juga mengkhawatirkan penambahan pasien positif COVID-19 atau virus corona pada kuartal II/2020 yang diperkirakan akan memperburuk kondisi ekonomi Indonesia.

Padahal sejak tahun lalu, perseroan sudah menyiapkan beberapa strategi seperti menaikkan kelas beberapa produk dan menyasar ekspansi ekspor ke beberapa negara sebesar 10 persen.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO), David Hidayat menyatakan penjualan domestik kuartal I/2020 masih tetap bertumbuh. 

Kendati pada 2 minggu terakhir penjualan di pasar tradisional melemah, namun perseroan telah mengambil inisiatif penjualan lain melalui platform media sosial dan beberapa mekanisme lainnya.

“Untuk penjualan ekspor, kami mengalami penurunan yang signifikan karena beberapa negara sudah mulai melakukan pembatasan atau bahkan lockdown sebelumnya,” imbuh David kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).

Karena masih terlalu dini, manajemen juga belum bisa memproyeksikan pertumbuhan penjualan dengan kondisi yang masih belum stabil seperti saat ini.

“Mudah-mudahan kedepannya kita akan mulai terbiasa memperhatikan kesehatan dengan mengkonsumsi secara rutin suplemen dan jamu herbal yang sudah terbukti khasiatnya. Setelah pandemi ini selesai, kami akan melihat kembali potensi bisnis yang terkait,” jelasnya.

Dihubungi terpisah, PT Kino Indonesia Tbk. (KINO) belum bisa berkomentar banyak mengenai kinerja keuangan kuartal I/2020. Direktur Keuangan Kino, Budi Muljono menyampaikan pihaknya belum merevisi target pertumbuhan penjualan sebesar 15 persen dan laba bersih minimal 30 persen pada tahun ini, karena menurutnya masih ada pertumbuhan penjualan selama periode kuartal I/2020.

“Saat ini kami masih berusaha untuk mencapai tingkat pertumbuhan tersebut. Naturally, kuartal I/2020 memang merupakan low season untuk kami.” ucapnya kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).

Adapun, perseroan berusaha menggenjot penjualan produk kesehatan hand sanitizer dengan jenama Eskulin yang menjadi andalan perseroan saat ini untuk membantu pencapaian target pertumbuhan perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper