Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal membantu memproduksi ventilator portabel yang dikembangkan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) secara masal.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menyatakan saat ini rencana produksi tersebut masih menunggu proses pengembangan oleh para peneliti.
Kementerian, lanjutnya, telah menunjuk perusahaan pelat merah untuk membantu produksi alat kesehatan yang diperlukan untuk penanganan pasien virus corona tersebut.
“Saat ini masih proses, kami masih menunggu. Produksinya akan dilakukan oleh pabrikan BUMN, sudah kami tentukan [siapa yang akan memproduksi],” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (2/4/2020).
Ventilator yang akan diproduksi secara massal tersebut adalah ventilator portabel Indonesia atau Vent-I yang dikembangkan oleh ITB, Yayasan Pembina Masjid Salman, dan Fakultas Kedokteran Unpad. Saat ini, pengembangannya masih menunggu izin dari Kementerian Kesehatan.
Dihubungi secara terpisah, External Relations Tim Ventilator Salman-ITB-FK Unpad Hari Tjahjono mengatakan bahwa pada Sabtu (4/4/2020), Vent-I akan kembali diuji oleh Kementerian Kesehatan. Jika lolos dari proses itu, pihaknya akan segera memproduksi 100 unit Vent-I selama 2 pekan.
Baca Juga
Produksi sementara masih akan dilakukan oleh tim pengembang di workshop milik Yayasan Pembina Masjid Salman ITB. Untuk skala produksi yang lebih besar, baru akan akan melibatkan perusahaan pelat merah yang ada di Bandung.
Dia menyatakan sejumlah perusahaan pelat merah telah menyatakan kesiapannya untuk memproduksi alat ini secara massal. Namun, keputusan tersebut nantinya akan ditentukan oleh Kementerian BUMN.
“Ada beberapa, seperti ada PT Len Industri (Persero), PT Pindad (Persero), kemudian bahkan PT Dirgantara Indonesia (Persero), juga kalau mereka ditugaskan juga mereka siap,” katanya kepada Bisnis, Kamis (2/4/2020).
Hari menjelaskan Vent-I diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan ventilator untuk penanganan pasien virus corona. Ventilator dibutuhkan oleh pasien untuk menghindari terjadinya gagal nafas yang diakibatkan wabah COVID-19 tersebut.