Bisnis.com,JAKARTA - Jadwal lelang penerbitan surat berharga negara dimajukan satu jam sebagai bagian upaya mendukung pencegahan penyebaran COVID-19 dan pelaksanaan harmonisasi kebijakan dengan Bank Indonesia.
Dalam siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, lelang penerbitan surat berharga negara (SBN), Selasa (31/3/2020), akan dilaksanakan pada pukul 09:00—11:00 WIB. Semula, agenda itu dijadwalkan berlangsung dari pukul 10:00—12:00 WIB.
DJPPR Kementerian Keuangan menyebut perubahan waktu pelaksanaan lelang penerbitan SUN untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran COVID-19.
Selain itu, penyesuaian jadwal juga untuk harmonisasi kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait penyesuaian jadwal kegiatan operasional Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI- RTGS), Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS), dan Bank Indonesia Electronic Trading Platform (BI-ETP).
Pemerintah akan melepas tujuh seri surat utang negara (SUN) pada, Selasa (31/3/2020). Target indikatif yang dipatok senilai Rp15 triliun dengan target maksimal Rp22,5 triliun.
Secara detail, dua seri merupakan surat perbendaharaan negara (SPN) yakni SPN12200703 yang jatuh tempo 3 Juli 2020 dan SPN12210401 yang jatuh tempo 1 April 2021. Keduanya memiliki tingkat kupon diskonto.
Baca Juga
Adapun, lima seri lainnya yang akan dilelang merupakan obligasi negara fixed rate dengan tingkat kupon masing-masing FR0081 (6,50 persen), FR0082 (7,00 persen), FR0080 (7,50 persen), FR0083 (7,50 persen), dan FR0076 (7,375 persen).
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Sementara itu, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian nonkompetitif akan membayar sesuai dengan yield rerata terimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Pemerintah memiliki hak untuk menjual ketujuh seri SUN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari jumlah indikatif yang ditentukan. SUN yang akan dilelang mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta.
PREDIKSI
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memprediksi penawaran yang masuk pada lelang tersebut akan melebihi target. Namun, nilainya tidak akan melebihi lelang sebelumnya.
“Prediksi saya penawaran yang masuk Rp35 triliun—Rp40 triliun,” jelasnya kepada Bisnis.com, akhir pekan lalu.
Sebagai catatan, pemerintah juga telah melakukan lelang SUN pada 17 Maret 2020. Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp51,30 triliun.
Sementara itu, Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengharapkan lelang SUN pekan ini akan lebih ramai dibandingkan dengan minggu lalu atau dua minggu sebelumnya. Optimisme itu menurutnya Sejalan dengan aliran modal investor asing yang mulai bergerak ke pasar keuangan domestik.
Aliran modal investor asing, lanjut dia, seiring dengan posisi credit default swap (CDS) Indonesia yang mulai menurun. Indikator persepsi investor terhadap risiko investasi di Indonesia itu sempat mencapai level tertinggi pada pekan kedua dan ketiga Maret 2020.
“Semoga [lelang SUN] bisa empat kali oversubcribe atau lebih,” jelasnya.