Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten properti PT Nara Hotel Internasional secara resmi menunda proses penawaran umum sampai dengan Juni 2020. Lantas apa yang kini dilakukan oleh manajemen?
Direktur Utama Nara Hotel Internasional Adrianus Daniel Sulaiman mengatakan perseroan tengah mencari pengganti bagi penjamin dan pelaksana efek untuk proses penawaran selanjutnya. Selain itu, perseroan juga sedang menjajaki masuknya modal dari investor asing.
“Kami sedang cari penjamin dan pelaksana efek yang baru untuk membantu initial public offering [IPO] Nara selanjutnya. Selain itu, kami juga sedang dalam proses negosiasi dengan investor domestik dan asing,” ungkap Daniel dalam keterangan resmi Kamis (26/3/2020).
Daniel menambahkan saat ini operasional perseroan tetap berjalan meskipun perlu melakukan beberapa penyesuaian dengan menerapkan beberapa strategi baru. Nara, lanjutnya, akan melakukan konsolidasi perusahaan dalam hal strategi untuk bisnis berkelanjutan.
Dia akan fokus pada menjaga stabilitas keuangan perusahaan dan untuk mencari pertumbuhan perusahaan dari ekspansi bisnisnya.
“Kami akan mengambil strategi baru dengan keadaan pasar yang tidak kondusif. Kami akan meraih kontrak-kontrak baru sehingga perusahaan dapat to be sustain dan survive dalam kondisi ekonomi yang kurang baik," papar Daniel.
Baca Juga
Menurutnya perseroan sedang melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan dan pemilik properti untuk pengelolaan objek properti mereka ke Nara. Penjajakan proyek baru berupa pengelolaan properti hotel, beach club, dan hunian vertikal.
Daniel menambahkan perseroan tidak menyurutkan niatnya untuk maju sebagai perusahaan publik. Menurutnya, alasan utama pembatalan IPO karena pasar modal sedang tidak kondusif.
Dia menjelaskan bahwa Nara Hotel akan tetap merencanakan proses IPO ulang dengan menggunakan buku laporan keuangan Desember 2019, dengan target pada Juni 2020 mendatang.
“Kami tidak paksakan IPO di 20 Maret. Melalui rapat Direksi dan Komisaris, kami memutuskan untuk tidak mengambil IPO. Market juga sedang crash, investasi sedang kurang kondusif. Kami tunggu momen tepat untuk melakukan IPO lagi. Kami juga berharap regulator dapat mengatasi dan memperbaiki kondisi ekonomi khususnya pasar modal," pungkasnya.