Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Turun, Minat Obligasi Ritel Diprediksi Stagnan

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia diperkirakan tidak akan berpengaruh banyak terhadap minat investor ritel.
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi pada obligasi ritel. Wabah virus corona yang meluas di Indonesia menjadi penyebab utama.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, penurunan suku bunga acuan yang dilakukan Bank Indonesia diperkirakan tidak akan berpengaruh banyak terhadap minat investor ritel.

Ia mengatakan, kondisi pasar saat ini turut mempengaruhi stagnansi minat investor terhadap obligasi ritel. Pasar yang tengah dilanda kepanikan akibat virus corona terus menerus melakukan aksi jual sehingga menurunkan kepercayaan dan tingkat kepastian untuk berinvestasi.

Hal ini membuat arus uang yang bergerak di Indonesia kesulitan mencari aset-aset aman. Hal ini tutut ditambah dengan ditinggalkannya aset-aset safe haven seperti emas dan juga obligasi oleh para investor.

“Saat ini lebih banyak investor yang memilih untuk memegang uang tunai karena lebih aman dan terjamin,” katanya saat dihubungi pada Kamis (19/3/2020) di Jakarta.

Kepanikan serupa juga diperkirakan akan dirasakan oleh investor ritel. Penyebaran wabah virus corona yang meluas di Indonesia turut berdampak pada daya beli masyarakat. Hal ini juga ditambah dengan pelemahan nilai Rupiah yang turut dibayangi oleh kenaikan harga-harga barang.

“Saat ini minat investor ritel tidak akan terlalu terdampak oleh kebijakan ini. Yang paling utama adalah menenangkan masyarakat terkait virus corona. Karena bila berlarut-larut, cost of fund yang akan dikeluarkan untuk obligasi ritel juga akan semakin tinggi,” jelasnya.

Tabel Imbal Hasil Obligasi 10 Tahun Sejumlah Negara Asia per Rabu (18/3/2020)

Suku Bunga Turun, Minat Obligasi Ritel Diprediksi Stagnan

Sumber: asianbondsonline.adb.org

Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee. Meskipun mengapresiasi keputusan pemangkasan suku bunga, ia mengakui kebijakan ini belum akan memberi dampak signifikan terhadap pasar obligasi ritel Indonesia.

Ia mengatakan, efek negatif penyebaran virus ini terhadap nilai rupiah dan daya beli masyarakat membuat niat masyarakat untuk berinvestasi pada obligasi ritel menjadi tertahan.

Mereka lebih mengutamakan kebutuhan jangka pendeknya seperti makanan dan keperluan lain dibandingkan menaruh uangnya untuk berinvestasi.

“Sebenarnya dampaknya akan amat baik karena imbal hasil (yield) akan turun dan harga obligasi akan naik. Namun, penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan tidak bisa dipungkiri akan menahan efek positif tersebut,” ujarnya.

Suku Bunga Turun, Minat Obligasi Ritel Diprediksi Stagnan

Jenis obligasi ritel paling terbaru yang ditawarkan pemerintah adalah Sukuk Ritel seri SR012. SR012 merupakan salah satu obligasi negara ritel berjenis sukuk (basis syariah) yang memiliki tenor tiga tahun dengan kupon tetap sebesar 6,3 persen per tahun.

SR012 bersifat tradeable atau dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Masa penawaran obligasi ini berlangsung pada 24 Februari 2020 hingga 18 Maret 2020 kemarin.

Berdasarkan data dari laman Investree.id, hingga Selasa (17/3/2020) lalu, total pemesanan SR012 telah mencapai Rp11,45 triliun. Jumlah tersebut diatas target yang dipatok pemerintah sebesar Rp8 triliun.

SR012 dapat dibeli mulai dari Rp 1 juta hingga maksimal Rp 3 miliar. SR012 memiliki underlying asset berupa Barang Milik Negara (BMN) dan Proyek APBN 2020.

Investor pemegang SR012 akan menerima kupon tetap secara berkala pada tanggal 10 setiap bulannya. Pembayaran kupon pertama yaitu pada 10 April 2020 dan bisa mulai diperdagangkan pada 11 Juni 2020.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper