Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intikeramik (IKAI) Tinjau Risiko Gejolak Kurs

Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah fasilitas lindung nilai atau hedging.
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Senin (16/3/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten keramik PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. (IKAI) menilai perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mempengaruhi kinerja perusahaan seperti yang terjadi saat ini.

Seperti yang diketahui, sejak Selasa (17/3/2020) lalu, rupiah sudah terdepresiasi atas dolar AS hingga mencapai angka Rp15.000.Hari ini, Kamis (19/3/2020), nilai tukar rupiah sudah menembus Rp15.600 per dolar AS. Di beberapa bank, harga jual dolar AS mencapai Rp15.800 s.d Rp15.900 hingga pukul 10.00 WIB.

Head of Corporate Finance Intikeramik Mery Chai mengatakan perseroan sendiri memiliki beban utang dengan denominasi mata uang dolar AS. Namun begitupun, pihaknya akan terus meninjau langkah-langkah untuk meminimalisir risiko dari fluktuasi nilai tukar ini.

Adapun, komposisi biaya produksi terutama yang berkaitan dengan beban energi yang terkena paparan dampak mata uang asing hanya berkisar 20 hingga 30 persen yang diyakini masih bisa diatasi oleh perseroan.  

“Pembelian bahan baku hampir seluruhnya dari pemasok lokal sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan dari paparan resiko pembelian bahan baku impor,” tutur Mery kepada Bisnis, Rabu (18/3/2020).

Produsen keramik dengan jenama Essenza ini menyatakan selalu melakukan pemantauan pergerakan nilai tukar secara seksama dari waktu ke waktu. Pihaknya juga ikut meninjau langkah-langkah yang dibutuhkan untuk meminimalisir dampak fluktuasi nilai tukar seperti memungkinkan untuk melakukan lindung nilai untuk eksposur terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing ini.

Selain itu, secara internal, perseroan juga terus memantau secara seksama pos – pos biaya demi menjaga efisiensi dan menguatkan kinerja operasional. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper