Bisnis.com, JAKARTA – Perubahan aktivitas sebagai buntut dari merebaknya wabah virus corona atau Covid-19 dinilai tak memberikan dampak yang signifikan kepada perusahaan-perusahaan telekomunikasi.
Seperti diketahui, terkait dengan melonjaknya angka pasien yang positif terinfeksi virus corona maka sejumlah institusi baik perkantoran maupun kampus dan sekolah mulai memberlakukan kebijakan aktivitas tanpa perjumpaan fisik.
Sebagian kantor menyarankan pekerjanya untuk bekerja secara remote atau bekerja dari rumah (work from home). Begitupun beberapa perguruan tinggi meniadakan kelas tatap muka dan menggantinya dengan kelas daring.
Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana mengatakan kenaikan konsumsi data memang dapat terjadi karena ada peningkatan aktivitas yang membutuhkan jaringan internet seperti pencarian informasi, keperluan edukasi seperti kelas daring, serta bekerja secara online.
Namun, dia menilai kenaikan masih akan terjadi dalam batas yang normal, sehingga tidak akan terlalu berimbas pada kenaikan trafik data secara signifikan maupun pada pendapatan perusahaan.
Maka dari itu, tambah Etta, pihaknya masih mempertahankan target harga mereka untuk emiten-emiten telekomunikasi seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM), PT Indosat Tbk. (ISAT), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).
“Kami masih mempertahankan target price kami. Dan melihat tekanan harga yang terjadi saat ini lebih dipicu oleh kondisi pasar dibandingkan dengan fundamental perusahaan,” katanya kepada Bisnis.com, Minggu (15/2/2020).
Adapun, terkait emiten-emiten tersebut Etta merekomendasikan kepada investor untuk dapat melakukan pembelian secara bertahap untuk investasi jangka panjang.
Senada, Analis RHB Sekuritas Michael Wilson Setjoadi mengatakan saat ini terlalu awal untuk memproyeksikan apakah kenaikan trafik data akan terjadi secara signifikan dan berimbas pada naiknya pendapatan perseroan.
“Dampak dari corona virus masih dalam tahap awal, kasus pertama di Indonesia saja baru tanggal 2 Maret,” katanya.
Akan tetapi, tambah Michael, kemungkinan kenaikan akan dialami untuk trafik data yang disumbang oleh platform video Youtube dan gim daring yang memang menjadi aplikasi dengan trafik data tertinggi untuk operator Indonesia.