Bisnis.com, JAKARTA – PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. atau PT PP masih optimistis dampak wabah COVID-19 belum tak akan mengganggu target kinerja pada tahun ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto mengatakan bahwa secara umum perseroan belum melakukan penyesuaian target kinerja karena penyebaran virus corona. Menurutnya, sektor konstruksi secara umum tidak akan terlalu terdampak oleh virus tersebut.
“Yang paling kencang kan pariwisata, transportasi, tapi kalau konstruksi kan ya, sejauh kami order book-nya masih kuat, dan tender itu masih berjalan, ya kami masih sesuai dengan rencana awal,” jelasnya kepada Bisnis.com, Jumat (15/3/2020).
Meski tetap optimistis, perseroan juga tetap bersikap antisipatif terhadap sejumlah potensi dampak negatif. Salah satunya adalah dampak negatif terhadap pengerjaan proyek engineering, procurement, construction (EPC) yang membutuhkan sejumlah pasokan material dari China. Untuk pembangunan PLTU misalnya, perseroan perlu mengimpor mesin dari China.
Kendati demikian, proyek EPC yang dikerjakan saat ini rata-rata masih berada dalam fase pekerjaan sipil. Sehingga, perseroan belum membutuhkan impor mesin tersebut dalam waktu dekat. Dia mengharapkan wabah COVID-19 dapat mereda sebelum mereka perlu mengimpor material tersebut.
Di luar material mesin, perseroan juga mengantisipasi kenaikan harga bahan baku besi. Bijih besi yang dibutuhkan untuk memproses besi merupakan impor dari China. Menurutnya ada potensi harga besi akan meningkat seiring dengan tersendatnya lalu lintas barang dan jasa dari China.
Baca Juga
“Karena kebetulan yang dikerjakan PP ini major item-nya itu salah satunya, di proyek gedung kan besi, kalau di EPC di mesin dan sebagainya, untuk awal pondasi dan sebagainya kan banyak besi dan beton, tapi sejauh ini belum ada indikasi harganya naik,” jelasnya.
Perseroan juga mengantisipasi dampak penyebaran virus corona terhadap perolehan kontrak pada tahun ini.
Menurutnya, kontrak yang akan berasal dari belanja modal berpotensi berubah. Perusahaan BUMN lain diperkirakan akan menghitung kembali kemampuan belanja modalnya di tengah kondisi saat ini.
Perseroan juga sudah melakukan financial stress test untuk mengukur dampak virus tersebut. Meski demikian, dia masih optimistis perseroan dapat mencapai target kinerja, khususnya dari sisi perolehan kontrak baru yang dipatok sebesar Rp40 triliun. Sampai dengan Februari, perseroan sudah mengantongi kontrak baru Rp3,4 triliun.
Perseroan juga telah melakukan antisipasi dengan memperketat pengawasan kesehatan di area perkantoran dan proyek. Pelaksanaan rapat secara langsung juga sudah ditiadakan dan diganti dengan rapat melalui telekonferensi memanfaatkan jaringan internet