Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontrak Berjangka Bursa AS Menguat, Pelemahan Bursa Asia Mereda

Bursa saham Asia memangkas kerugian menyusul setelah kontrak berjangka bursa saham AS menguat. Namun, sebagian besar tolok ukur tetap merah, dengan investor masih khawatir bahwa paket fiskal dan moneter darurat tidak akan cukup untuk mencegah resesi.
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg
Bursa Saham Korea Selatan./ Seong Joon Cho - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia memangkas kerugian menyusul setelah kontrak berjangka bursa saham AS menguat. Namun, sebagian besar tolok ukur tetap merah, dengan investor masih khawatir bahwa paket fiskal dan moneter darurat tidak akan cukup untuk mencegah resesi.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau 0,76 persen atau 4,46 poin ke level 580,27 pada pukul 15.23 WIB. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 poin ke level 4.98 persen dan 6,08 persen, sedangkan indeks Kospi melemah 3,43 persen.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 1,23 persen dan 1,41 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 1,14 persen.

S&P 500 membalikkan kerugian sebanyak 3 persen  futures di Inggris. Ekuitas global masih menuju minggu terburuk mereka sejak 2008 karena kepercayaan investor masih lemah menyusul kekhawatiran terhadap dampak pandemik virus corona.

Imbal hasil obligasi berfluktuasi, sementara obligasi di Australia dan Jepang menurun, karena investor bergegas untuk mendapatkan uang tunai. Won dan rupiah merosot sementara rupee India jatuh ke rekor terendah versus dolar. Minyak didorong lebih tinggi.

Investor meragukan efek respons kebijakan sejumlah bank sentral dan pemerintah di tengah terus tumbuhnya kasus Covid-19 di seluruh dunia, sedangkan pembatasan perjalanan dan bisnis terus menekan sentimen.

Bank of Japan pada hari Jumat mengikuti langkah sebelumnya dari Federal Reserve untuk menyuntikkan likuiditas dan berencana membeli obligasi senilai US$1,9 miliar.

Sementara itu, Bank of Korea mengatakan sedang memantau pasar obligasi dan akan mengambil tindakan jika dianggap perlu.

"Semua orang ingin mendapatkan uang tunai," ungkap Kieran Calder, kepala penelitian pasar Asia di Union Bancaire Privee, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper