Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa anjlok dengan laju terbesar sepanjang sejarah pada perdagangan Kamis (12/3/2020), di tengah kekecewaan investor terhadap keputusan Bank Sentral Eropa (ECB).
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup anjlk 11,48 persen atau 38,24 poin ke level 294,93, penurunan harian terbesar sejak indeks diperkenalkan pada tahun 1998.
Investor yang terhambat oleh larangan perjalanan ke AS dari Eropa lebih jauh dikecewakan oleh keputusan ECB yang mempertahankan suku bunga acuan, meskipun meningkatkan pelonggaran kuantitatif dan alat likuiditas.
Seluruh 19 sektor pada indeks Stoxx anjlok lebih dari 8 persen, dengan produsen mobil dan perusahaan asuransi menjadi yang terpukul paling parah setelah anjlok lebih dari 15 persen.
Sementara itu, indeks FTSE MIB Italia ditutup pada level terendah dalam tujuh tahun terakhir. Indeks FTSE 100 Inggris turun 11 persen, penurunan tertajam sejak kejatuhan pasar saham tahun 1987.
Dilansir Bloomberg, penurunan bursa terjadi ketika bursa AS jatuh dan memicu trading halt untuk kedua kalinya dalam sepekan terakhir.
Baca Juga
"Tidak ada langkah-langkah ECB atau inisiatif kebijakan moneter, fiskal, atau peraturan lainnya yang dapat menjadi pemutus arus resesi zona euro," kata Holger Schmieding, kepala ekonom di Berenberg, seperti dikutip Bloomberg.
"Namun paket kebijakan ECB, dan langkah-langkah selanjutnya oleh pengawas bank serta kebijakan fiskal, dapat membatasi efek pelemahan lanjutan,” ungkapnya.
Bursa saham Eropa telah jatuh 32 persen dari rekor tertinggi bulan lalu, dengan respons kebijakan global sejauh ini hanya memberikan sedikit kepercayaan bahwa penyebaran Covid-19 akan terkendali.
Presiden European Central Bank (ECB) Christine Lagarde menindaklanjuti janjinya untuk melawan tekanan ekonomi dari wabah virus corona dengan sejumlah paket stimulus yang mencakup peningkatan pembelian aset dan pinjaman untuk bank.
Langkah ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran sejumlah pihak ketika virus corona (Covid-19) menekan sektor pariwisata, perjalanan bisnis, dan rantai pasokan global.