Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual ekuitas di seluruh Eropa menyeret bursa saham anjlok pada perdagangna Senin (9/3/2020) menyusul perang harga minyak, yang memberikan pukulan baru terhadap ekonomi global yang tengah tertekan oleh virus corona (Covid-19).
Indeks Stoxx Europe 600 ditutup anjlok 7,44 persen atau 27,3 poin ke level 339,50, penurunan terbesar sejak tahun 2008 yang dipicu oleh jatuhnya Lehman Brothers. Seluruh 19 sektor pada indeks ditutup di zona merah dengan pelemahan lebih dari 4 persen.
Sementara itu, indeks sektor energi anjlok 17 persen ke level terendah sejak 1997 menyusul runtuhnya diskusi antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Rusia yang mendorong Arab Saudi untuk melancarkan perang harga.
Wabah Covid-19 di luar China telah memicu penurunan aset berisiko di seluruh dunia, menghapus sekitar US$11 triliun valuasi saham di indeks MSCI All-Country World Index sejak 19 Februari.
Kepala Analis dan Penilitian Investasi di State Street Global Advisors, Altaf Kassam mengatakan saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengambil tindakan yang berani, menyarankan untuk menunggu gejolak pasar kembali mereda.
"Sekarang mungkin bukan waktu yang tepat untuk mencoba dan mencoba masuk ke pasar saham di tengah penurunan, ada baiknya agar bersikap wait and see," ungkap Kassam, seperti dikutip Bloomberg.
Indeks Stoxx 600 turun untuk hari ketiga berturut-turut setelah optimisme atas langkah-langkah kebijakan pekan lalu terbukti terlalu kembali memudar. Indeks FTSE MIB Italia anjlok 11,17 persen pada hari Senin setelah negara tersebut berusaha menutup aksi di jantung wilayah industri dan keuangan menyusul wabah Covid-19.
"Pasar jelas dalam mode panik dan memperkirakan terjadinya resesi penuh," kata Natalia Aguirre, kepala penelitian dan strategi di Renta 4 yang berbasis di Madrid.
"Ini adalah situasi yang sangat rumit di mana saya akan merekomendasikan untuk tetap bertahan. Tetapi saya tidak akan menyarankan untuk melakukan aksi beli karena masih banyak ketidakpastian,” lanjutnya.
Kepala investasi di Dunas Capital, Alfonso Benito mengatakan risiko dari Covid-19 tidak akan hilang dalam waktu dekat dan perang harga minyak meningkatkan risiko default perusahaan minyak yang akan mempengaruhi bank.
"Jadi, bahkan jika harga saham terlihat murah, kita masih bisa melihat penurunan lebih lanjut," ungkapnya.