Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menargetkan perolehan kontrak baru pada kuartal I/2020 sebesar Rp5,5 triliun, atau sekitar 8,46 persen dari target kontrak baru sepanjang tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan perolehan kontrak pada awal tahun secara siklus belum terlalu tinggi. Kontrak-kontrak baru akan marak memasuki kuartal II/2020.
“Kami yakin bahwa perolehan kontrak akan mulai signifikan pada Maret ini, di mana akan masuk di perolehan kuartal II tahun ini,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (12/3/2020).
Dia memperkirakan beberapa proyek yang sudah memulai lelang pada awal tahun akan diumumkan pada Maret hingga April 2020. Walhasil. Perolehan kontrak baru akan tercatat pada periode kuartal II/2020.
Mahendra mengungkapkan, tender proyek yang lebih besar biasanya baru akan dilakukan mulai Maret-Agustus. Secara total, potensi nilai kontrak yang ditenderkan pada tahun ini mencapai sekitar mencapai sekitar Rp70 triliun.
Secara keseluruhan, emiten bersandi saham WIKA itu menargetkan perolehan kontrak sebanyak Rp65 triliun hingga akhir 2020.Tambahan kontrak baru akan menggenapkan total kontrak dihadapi atau order book sebanyak Rp117,7 triliun. Mahendra mengatakan nilai kontrak tersebut cukup untuk menopang produksi sampai dengan dua tahun ke depan.
Baca Juga
Di sisi lain, WIKA juga masih mengkaji potensi dampak dari merebaknya virus corona terhadap kinerja perseroan. Namun, sejauh ini perseroan memiliki kemampuan yang cukup baik untuk menutupi dampak corona terhadap ketersediaan material konstruksi.
“Yang jelas, karena kami memiliki anak perusahaan yang bisa memenuhi kebutuhan material dan konstruksi sehingga bisa lebih terbantu dengan harapan bahwa dampak corona tidak terlalu panjang dan bisa segera teratasi,” jelasnya.
Dia juga mengatakan bahwa sejauh ini virus corona belum memberi dampak terhadap pengerjaan kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC). Perseroan optimistis suplai material dan mesin yang dibutuhkan akan terpenuhi dengan mulai beroperasinya sejumlah pabrik di China.