Bisnis.com, JAKARTA – PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. belum menentukan sikap atas opsi melakukan pembelian saham kembali atau buyback tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (9/3/2020).
Meski harga sahamnya ditutup naik 6 poin atau 2,29 persen ke posisi Rp268 pada penutupan pasar Selasa (10/3/2020), tetapi harga saham emiten dengan kode sandi SMBR tersebut sudah terkoreksi cukup dalam sepanjang tahun berjalan sebesar 39,09 persen.
Corporate Secretary Semen Baturaja Basthony Santri mengatakan hingga saat ini perseroan belum menentukan apakah akan merealisasikan aksi korporasi tersebut dalam waktu dekat.
“Kita masih belum tentukan, belum didiskusikan,” ujar Basthony kepada Bisnis.com, Selasa (10/3/2020).
Dikutip dari pemberitaan sebelumnya, perseroan pun belum mengkaji aksi korporasi untuk ekspansi. Namun, perseroan akan berfokus pada pengembangan produk turunan karena perseroan melihat alternatif ke depannya masyarakat tidak akan membutuhkan semen dalam waktu 15 tahun ke depan.
Ditemui dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim, menargetkan pertumbuhan laba dua digit dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga
“Targetnya 2020 laba kita lebih baik dari sekarang. Ada peningkatan. Kita akan rilis sebentar lagi. Nunggu persetujuan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) dari pemegang saham. Kalau sudah kita akan launching," tuturnya selepas menghadiri Rapat Dengar Pendapat di Komisi VI, Senayan, Jakarta pada Selasa (18/2/2020).
Meski perseroan tidak menyebutkan nilai total belanja modal perseroan tahun ini namun Jobi menegaskan sumber dananya akan berasal dari kas internal yang mayoritas akan digunakan untuk memperlebar jalur distribusi, menambah produk turunan, dan efisiensi dari proses produksi.