Bisnis.com,JAKARTA - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menyatakan belum akan menempuh opsi pembelian kembali saham atau buyback karena kondisi pasar saham masih sejalan dengan tren koreksi global.
Berdasarkan data Bloomberg, harga saham Indocement terpantau berada di level diperdagangkan di level Rp13.925 hingga pukul 15.00 WIB. Level tersebut tumbuh 2,01 persen. Namun, dalam periode tahun berjalan, saham Indocement turun 26,81 persen.
Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya mengatakan penurunan harga saham perseroan masih sejalan dengan kondisi pasar saham dan hal itu tidak hanya terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan, tetapi juga berlangsung di bursa saham secara global.
“Indocement belum ada rencana untuk opsi buyback,” tegasnya kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).
Christian mengatakan perseroan memilih untuk fokus melakukan efisiensi dalam operasional. Tujuannya, agar emiten berkode saham INTP itu siap menghadapi turbulensi dan ketidakpastian kondisi sosial dan ekonomi akhir-akhir ini.
Secara historikal, lanjut dia, konsumsi semen biasanya lemah pada kuartal pertama setiap tahun. Kondisi itu disebabkan hujan dan banjir serta pekerjaan proyek baru yang dimulai saat musim panas. Christian berharap proyek-proyek konstruksi bisa segera dimulai pada kuartal kedua atau semester kedua mendatang.
Baca Juga
Christian mengatakan perseroan menjalankan lini produksi pabrik yang paling efisien di tengah rendahnya permintaan. Selain itu, emiten bersandi saham INTP itu memilih fokus penjualan lebih ke pasar utama.
“Dalam kondisi perekonomian yang kurang menentu, kondisi neraca keuangan kami yang tidak mempunyai utang bank atau zero leverage tentunya akan menolong INTP untuk lebih siap menghadapi masa disrupsi seperti ini,” jelasnya.