Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) menyatakan belum berencana melakukan pembelian saham kembali atau buyback saham.
Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard menuturkan hingga saat ini perseroan belum mengkaji skema tersebut. Laju saham Sido Muncul sejauh ini juga tidak merosot tajam.
Dalam tahun berjalan, saham Sido Muncul hanya terkoreksi 1,96 persen, jauh lebih rendah dibandingkan kinerja IHSG yang terkoreksi 16,58 persen.
Bahkan, dalam setahun terakhir, harga saham Sido Muncul naik 45,35 persen. Hingga sesi pertama perdagangan Selasa (10/3/2020), harga saham SIDO parkir di zona hijau dengan penguatan 3,73 persen ke level 1.250.
"Saat ini belum ada rencana, kami akan diskusikan ini di board director meeting minggu ini," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).
Berdasarkan laporan keuangan SIDO, per Desember 2019, kas dan setara kas akhir tahun emiten berkode saham SIDO tersebut pada akhir 2019 sebesar Rp864,82 miliar.
Baca Juga
Posisi kas yang cukup tebal itu membuat SIDO berniat menggunakan dana internal untuk menunjang ekspansi tahun ini. Leonard sebelumnya menyebut, perseroan akan menganggarkan capital expenditure atau belanja modal sebesar Rp180 miliar untuk perawatan dan penyelesaian dari proyek-proyek tahun lalu.
“Kita posisinya cash rich. Nggak perlu dana dari bank karena kasnya cukup untuk mendanai perusahaan sendiri,” ujarnya.
Secara umum, SIDO menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di kisaran 10 persen. Tahun lalu, SIDO mencetak penjualan sebanyak Rp3,07 triliun atau bertumbuh 11 persen. Pendapatan tersebut menjadi penopang perolehan laba bersih yang mencapai Rp807,69 miliar, tumbuh 21,67 persen secara tahunan.