Bisnis.com, JAKARTA – Kendati banyaknya emiten barang konsumer yang mengalami penurunan laba, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) berhasil mencetak laba bersih double digit pada tahun 2019 lalu berdasarkan data laporan keuangan konsolidasian tahunnya.
Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard mengatakan pencapaian ini tak lepas dari realisasi dari penerapan strategi utama perseroan.
“Kita berhasil merealisasikan semua strategi yang kita sudah tetapkan di awal tahun 2019. Jadi ada tiga main strategy yang kita lakukan,” cerita Leonard kepada Bisnis.com pada Kamis (20/2/2020).
Pertama, perseroan berhasil berekspansi ke pasar internasional dengan fokus negara seperti Filipina, Malaysia dan Nigeria. Hasilnya, kontribusi ekspor meningkat menjadi 5 persen pada tahun 2019 dari 2 persen pada tahun sebelumnya.
Kedua, perseroan mengaku berhasil meyakinkan pasar bahwa daerah Indonesia timur memberikan kontribusi paling besar terhadap penjualan. Sebelumnya, diakui Leonard, distribusi produk di daerah Indonesia timur belum merata sehingga strategi perseroan adalah menjangkau pasar di daerah-daerah tersebut.
“Kisarannya double digit (pertumbuhan di daerah Indonesia Timur), di barat, tengah semua growth. Tapi in term of percentage, timur paling besar. Numeric distribution-nya barang barangnya masih belum merata di daerah timur, jadi kita lakukan banyak aktivitas," terangnya.
Terakhir, perseroan berhasil menjalankan channel modern trade yang pada tahun lalu bisa menyumbang 11 persen terhadap penjualan. Adapun, pada tahun sebelumnya, opsi ini hanya menyumbang angka persentase 8 persen terhadap penjualan.
“Yang kita lakukan monitoring agreementnya. Dulu (kadang) diminta kirimin PO, nggak dikirim. Kadang agak sulit temu payment-nya juga mesti tepat,” sambungnya.
Leonard menyebutkan strategi ini kemungkinan besar juga akan dilakukan pada tahun ini. Dengan belanja modal sebesar Rp180 miliar, perseroan optimis menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih minimal 10 persen pada tahun berjalan.