Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam pada perdagangan pagi ini, Senin (9/3/2020), di tengah kemerosotan bursa saham di Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG dibuka langsung anjlok 2,44 persen atau 133,94 poin di level 5.364,6. Pada pukul 09.05 WIB, indeks kemudian bergerak ke level 5.321,6 dengan penurunan tajam 176,94 poin atau 3,22 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Jumat (6/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.498,54 dengan anjlok 2,48 persen atau 139,59 poin, penurunan hari kedua berturut-turut sejak perdagangan 5 Maret.
Seluruh 9 sektor terpantau bergerak negatif pada Senin (9/3) pagi, dipimpin industri dasar (-4,47 persen), pertanian (-4,44 persen), dan infrastruktur (-3,69 persen).
Sementara itu, sebanyak 45 saham melemah dan 637 saham stagnan dari 682 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing melemah 3,23 persen dan 5,07 persen menjadi penekan utama atas pergerakan IHSG pada pukul 09.05 WIB.
Baca Juga
Sejalan dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 terjerembap 3,84 persen atau 19,13 poin ke level 478,99 pukul 09.06 WIB, setelah berakhir anjlok 3,20 persen di posisi 498,13 pada perdagangan Jumat (6/3/2020).
Penurunan tajam juga dialami di belahan lain Asia Tenggara, dengan indeks FTSE Straits Times Singapura dan FTSE KLCI Malaysia masing-masing meluncur 3,73 persen dan 2,83 persen.
Di negara lainnya di Asia, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang bahkan terperosok 5,23 persen dan 5,36 persen, indeks Taiex Taiwan anjlok 2,13 persen, dan Kospi Korea Selatan terjungkal 3,98 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing merosot 1,93 persen dan 2,35 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terkulai 3,75 persen pada pukul 09.06 WIB.
Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan seiring dengan tajamnya pelemahan bursa global dan regional.
Pada akhir perdagangan Jumat (6/3), bursa saham Amerika Serikat rontok dengan indeks Dow Jones terkoreksi 0,98 persen, S&P 500 melorot 1,71 persen, dan Nasdaq turun tajam 1,87 persen.
Bursa saham Eropa juga ditutup negatif, dengan Euro Stoxx dan FTSE terjerembap masing-masing sebesar 3,91 persen dan 3,62 persen.
Dalam laporan berjudul 'The Economic Impact of The Covid-19 Outbreak on Developing Asia', Asian Development Bank (ADB) memperkirakan wabah penyakit virus corona (Covid-19) dapat menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar US$347 miliar atau setara dengan Rp4.944 triliun (Rp14.250 per dolar AS).
Nilai tersebut lebih besar 8,6 kali dibandingkan dengan kerugian ekonomi yang disebabkan oleh wabah SARS pada tahun 2013 yang mencapai US$40 miliar.
Menurut perhitungan ADB, negara-negara di kawasan Asia mencatatkan kerugian dengan total sebesar US$16 miliar (skenario terbaik) – US$42 miliar (skenario terburuk).
Turut membebani sentimen pasar, harga minyak turun signifikan lebih dari 20 persen dimana minyak WTI dan Brent masing-masing turun ke level US$32,4 per barel (-21,5 persen) dan US$35,31 per barel (-22 persen) setelah Rusia menolak turut serta dalam langkah pengurangan produksi yang diikuti dengan penurunan harga jual oleh Saudi Arabia.
Pasar selanjutnya akan menantikan rilis data ekonomi domestik, yaitu indeks keyakinan konsumen untuk bulan Februari dan data ekonomi AS yaitu ekspektasi inflasi konsumen bulan Februari.
“Kami perkirakan IHSG akan melanjutkan pelemahan seiring tajamnya pelemahan bursa global dan regional,” tulis Samuel Sekuritas melalui publikasi riset hariannya.