Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan ke Pasar Asia Berkurang, Begini Prediksi Laju IHSG Pekan Depan

IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan level  support level 5.596/5.554/5.494
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan ponsel di dekat papan elektronik yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Valbury Sekuritas Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat bergerak mixed pada pekan depan seiring dengan potensi penguatan yang timbul berkat pengurangan tekanan di pasar Asia.

Dalam laporan riset harian, Valbury Sekuritas menyampaikan bahwa penemuan kasus pertama virus corona di Amerika Serikat membuat investor cemas dan menyeret indeks AS ke Zona Merah pada Kamis (5/3/2020). Namun, pada Jumat (6/3/2020) indeks Dow Jones Future tentatif bergerak positif.

“Positifnya indeks Dow Jones Fut ini bisa mengurangi tekanan bagi pasar Asia, termasuk bagi indeks acuan BEI, yakni IHSG yang diperkirakan dapat bergerak mixed dengan peluang menguat,” tulis Valbury dalam laporan riset yang dikutip Bisnis, Sabtu (7/3/2020).

IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan level  support level 5.596/5.554/5.494. Sementara itu level resistance berada pada posisi 5.698/5.758/5.800. IHSG bergerak dalam tren mayor dan tren minor down atau menurun.

Pekan lalu Bank Sentral AS, The Federal Reserve melakukan pemotongan suku bunga sebesar 50 bps. Hal ini mendorong sejumlah pasar saham global ditutup signifikan di zona Hijau, termasuk bursa utama Asia Timur yang mengikuti pergerakan Wall Street.

Berlawanan dengan bursa Asia, IHSG justru terkoreksi 0,21 persen dalam perdagangan Kamis, berbalik dari gain tajam yang ditunjukkan sehari sebelumnya. Adapun, pada penutupan perdagangan Jumat (6/3/2020), kembali terkoreksi 2,48 persen.

Valbury menilai koreksi tersebut cukup wajar mengingat IHSG sudah mengalami apresiasi yang sangat tajam dalam dua hari sebelumnya pasca The Fed memotong suku bunga darurat sebesar 50 bps.

Pemotongan suku bunga The Fed memberikan ruang yang cukup leluasa bagi Bank Indonesia untuk kembali memotong suku bunga dalam Rapat Dewan Gubernur selanjutnya. Sementara itu, rupiah relatif stabil walaupun cenderung melemah di Rp14,175 per dolar AS.

Pemerintah berencana akan mengeluarkan paket stimulus ekonomi jilid II yang akan segera diluncurkan untuk menangkal dampak virus Corona terhadap perekonomian. Dikabarkan bahwa angka stimulus ekonomi jilid II akan melebihi paket yang pertama senilai Rp10,3 triliun.

Selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan penghapusan pajak hotel dan restoran yang akan berlaku secepatnya untuk membantu sektor pariwisata. Sisi lain, untuk menggenjot jumlah kunjungan wisatawan domestik, pemerintah memberikan diskon 30 persen untuk di 10 tujuan wisata. Potongan harga itu diberikan dengan kuota 25 persen dari jumlah kursi pesawat setiap penerbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper