Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Pangkas Suku Bunga, Yield Obligasi Asia Turun

Setelah penurunan suku bunga darurat Federal Reserve gagal mengembalikan kepercayaan investor di negara ekonomi terbesar di dunia, pasar obligasi di sejumlah negara Asia anjlok.
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell./ REUTERS - Yuri Gripas
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell./ REUTERS - Yuri Gripas

Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Federal Reserve Amerika Serikat memangkas suku bunga acuan telah menyeret imbal hasil obligasi Asia Pasifik ke level terendah.

Dilansir dari Bloomberg, Rabu (4/3/2020), saat pasar Asia Pasifik terpapar penyebaran virus corona, fokus investor beralih pada instrumen yang memberikan imbal hasil lebih tinggi. Imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun Indonesia turun 20 basis poin ke level terendah 6,59 persen.

Obligasi Korea Selatan juga menjadi sorotan, dengan surat utang berjangka 3 tahun yang jatuh di tengah spekulasi bahwa bank sentral akan mengikuti The Fed dalam pelonggaran kebijakan moneter.

Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, imbal hasil obligasi 10 tahun yang disesuaikan dengan inflasi di 23 pasar negara berkembang rata-rata berada di angka 0,69 persen pada akhir Februari.

Angka itu menjadikan selisih 188 poin basis lebih unggul dibandingkan pasar maju, dimana banyak di antaranya terperosok oleh hasil riil yang sangat negatif.

Frances Cheung, Kepala Strategi Makro Asia di Westpac Banking Corp di Singapura mengatakan, dengan suku bunga AS diperkirakan masih lebih rendah, diferensial imbal hasil kembali bermain untuk obligasi Indonesia.

Fed fund futures membuka peluang pemotongan suku bunga AS hingga 75 basis poin sepanjang tahun ini. Pemangkasan suku bunga bank sentral juga terjadi di Asia, menambah urgensi investor mengambil obligasi di kawasan ini.

Gubernur Bank of Korea Lee Ju-yeol mengadakan pertemuan dengan pejabat senior pada hari ini. Pasar suku bunga Korea memberi sinyal penurunan lebih dari 25 basis poin selama tiga bulan ke depan.

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati meminta negara-negara lain untuk mengikuti AS dalam memberikan penurunan tingkat darurat. Pemerintah Indonesia sedang mengerjakan paket stimulus kedua untuk menopang perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

"Saat ini, pasar mencerminkan peningkatan kemungkinan pelonggaran bank sentral lokal setelah The Fed," kata Dushyant Padmanabhan, ahli strategi di Nomura Holdings Inc. di Singapura.

Spekulasi pelonggaran kebijakan di pasar negara maju di kawasan itu juga terbukti dalam pergerakan harga hari ini. Imbal hasil obligasi acuan Australia mencapai rekor terendah baru. Di Selandia Baru, di mana pasar uang mengindikasikan lebih dari 80 persen, terjadi peluang pemotongan 50 basis poin bulan ini.

Investor juga memperkirakan pemotongan sekitar 10 basis poin pada bulan April oleh Bank of Japan, meskipun ada kekhawatiran bahwa pemangkasan ini akan berdampak buruk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper