Bisnis.com, JAKARTA – PT Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 1,46 juta ton dan menjual crude palm oil (CPO) 417.533 ton.
Produksi TBS emiten perkebunan itu sepanjang 2019 tercatat turun 3,2 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 1,51 juta ton. Dengan demikian yield TBS yang dihasilkan juga merosot dari posisi 17,4 per ton per hektare menjadi 17,1 hektare.
Emiten berkode saham LSIP itu memproduksi CPO sebanyak 398.188 ton turun dari posisi tahun sebelumnya 453.168 ton. Hal itu pun ikut mengerek turun 8,1 persen produksi palm kernel oil (PKO) ke level 111.412 ton dari posisi 121.260 ton.
Dari sisi volume pemasaran, LSIP mencatatkan penjualan CPO sebesar 417.533 ton turun 4,2 persen dari posisi tahun lalu 435.923 ton. Penjualan segmen karet dan benih kelapa sawit pun tercatat turun masing-masing 4,3 persen dan 51,9 persen.
Adapun volume penjualan segmen PKO tercatat naik 10,6 persen ke posisi 124.908 ton dari posisi tahun lalu 112.898 ton. Dari semua itu, total penjualan LSIP selama 2019 tercatat sebesar Rp3,69 triliun turun 7,96 persen dibandingkan dengan 2018 Rp4,01 triliun.
Segmen kelapa sawit dan turunannya menyumbang 92,2 persen naik dari realisasi 2018 sebesar 91,8 persen. Kemudian segmen karet 5,0 persen, benih 1,2 persen dan lain-lain 1,6 persen.
Manajemen menyebutkan menurunnya kinerja disebabkan oleh penurunan harga rata-rata produk sawit dan turunannya. Sepanjang 2019 harga jual rata-rata CPO dan PKO turun 2 persen dan 43 persen.
Dengan begitu, LSIP mencetak laba bersih sebesar Rp 253,90 miliar. Jumlah itu tumbuh 383,53 persen bila dibandingkan dengan kuartal III/2019 sebesar Rp 52,53 miliar. Namun tetap saja, bila dibandingkan dengan tahun buku 2018, anak usaha Grup Salim itu mengalami koreksi sebesar 23,41 persen.
Pasalnya pada tahun sebelumnya, emiten berkode saham LSIP itu membukukan laba bersih sebesar Rp 331,53 miliar. Dengan demikian, laba per saham pun menyusut dari posisi Rp49 menjadi Rp37.