Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Jepang anjlok lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (27/2/2020), di tengah meningkatnya kekhawatiran soal wabah virus corona (Covid-19) yang meluas ke lebih banyak wilayah di dunia.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix berakhir di level 1.568,06 dengan anjlok 2,37 persen atau 38,11 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (26/2/2020), Topix berakhir di posisi 1.606,17 dengan pelemahan 0,75 persen atau 12,09 poin, penurunan hari ketiga berturut-turut.
Sebanyak 76 saham menguat, 2.058 saham melemah, dan 21 saham stagnan dari 2.155 saham yang diperdagangkan pada Topix hari ini.
Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 ditutup di level 21.948,23 dengan pelemahan tajam 2,13 persen atau 477,96 poin, setelah berakhir di level 22.426,19 dengan koreksi 0,79 persen pada Rabu (26/2).
Dari 225 saham yang diperdagangkan pada indeks Nikkei pada Kamis (27/2), 6 saham mampu naik dan 219 saham lainnya melemah.
Saham Fast Retailing Co. Ltd. dan SoftBank Group Corp. yang masing-masing turun 2,36 persen dan 3,25 persen menjadi penekan utama pelemahan Nikkei 225 hari ini.
Nikkei 225 tergelincir dari level kunci 22.000 dan kini diperdagangkan di level terendahnya sejak Oktober 2019. Sementara itu, Topix telah melorot 8,9 persen sepanjang tahun ini.
Dilansir dari Bloomberg, jumlah kasus terinfeksi virus corona secara harian di negara-negara selain China dilaporkan terus bertambah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan adanya kasus baru di negara-negara mulai dari Pakistan hingga Brasil.
“Lonjakan volatilitas untuk Nikkei 225 dan [indeks volatilitas] VIX menunjukkan bahwa permasalahan virus ini membuat investor sangat resah,” ujar Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co.
“Revisi ke bawah pada estimasi laba korporasi Jepang dapat diantisipasi pada awal Maret, yang kemungkinan akan mengubah valuasi untuk saham-sahamnya,” tambah Fujihito.
Indeks yang mengukur volatilitas dalam Nikkei 225 naik untuk hari keempat dan bertahan di kisaran level tertingginya sejak Desember 2018. Baik Nikkei 225 dan Topix mengarah pada penurunan mingguan sebesar lebih dari 6 persen masing-masing.